Banjir Salah Satu Penyebab Tingginya Angka Kemiskinan di Aceh Utara

- 10 Juni 2023, 09:59 WIB
Kondisi Kantor Polsek Lhoksukon saat banjir
Kondisi Kantor Polsek Lhoksukon saat banjir /Syahrul /pikiranaceh

PIKIRANACEH.COM - Baru - baru ini Pejabat Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah menyampaikan terdapat empat masalah terbesar di Aceh Utara yang menjadi tanggung jawab bersama yang selama ini belum teratasi.

Hal itu di ungkapkan PJ Bupati Aceh besar,Azwardi Abdullah pada saat Rapat Koordinasi dan Evaluasi Rencana Kerja Pokja Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP) Triwulan I, berlangsung di Oproom Kantor Bupati di Landing Kecamatan Lhoksukon, Selasa, 6 Juni 2023.

Diantaranya yaitu tingkat kemiskinan di Aceh Utara sebesar 16,86 persen dan 2,94 persen penduduk Kabupaten Aceh Utara masih dalam katagori miskin ekstrem,

Kemudian angka prevalensi stunting juga masih tinggi sebesar 38,3 persen, infrastruktur jalan dalam kondisi baik hanya sekitar 30 persen, serta infrastruktur irigasi dalam kondisi baik hanya sekitar 42 persen.

Berdasarkan data tersebut Tim pikiranaceh.com mencoba menggali data dan informasi apa yang menjadi faktor utama munculnya empat permasalahan tersebut.

Menurut data yang didapat faktor utama yang menyebabkan hal itu terjadi adalah karena banjir melanda Aceh Utara yang hampir setiap tahun melanda, tanpa ada solusi yang kongkrit dari pihak terkait.

Terutama bagi mereka yang berada di wilayah bantaran sungai seperti Krueng Pase, Krueng Peuto , Krueng Keureuto.

Pada tahun 2022 akibat banjir sebanyak 5.104 KK atau 18.160 warga Kabupaten Aceh Utara terpaksa mengungsi ke meunasah atau musala dan dataran tinggi yang tersebar di 28 titik, setelah tempat tinggal mereka terdampak banjir yang semakin meluas sejak Selasa 4 Oktober 2022.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Utara, Asnawi mengatakan bahwa meluasnya banjir di Aceh Utara ini dipengaruhi dan dipicu oleh beberapa faktor. Selain curah hujan tinggi yang masih sering terjadi, kondisi tanggul DAS sungai-sungai besar juga kehilangan kemampuan menampung debit air yang berasal dari wilayah hulu Takengon dan Bener Meriah.

"Banjir meluas, akibat Curah hujan masih tinggi ditambah tanggul-tanggul sungai di sini rendah dan banyak yang jebol. Air kiriman juga datang dari hulu Takengon dan Bener Meriah," ungkap Asnawi.

Asnawi menambahkan, banjir telah berdampak pada 22.535 jiwa yang tinggal di 95 gampong yang berada di 12 kecamatan. Namun pihaknya juga memprediksi bahwa banjir masih berpotensi meluas hingga 14 kecamatan.

"Sepertinya hari ini kalau melihat informasi dari lapangan, saya perkirakan banjir bisa meluas sampai 14 kecamatan," ungkap Asnawi.

Hasil kaji cepat yang dihimpun, sebanyak 6.775 unit rumah terdampak, kurang lebih 500 hektar lahan persawahan terendam, 4 kantor pemerintahan terendam termasuk 1 gedung fasilitas kesehatan dan 1 gedung sekolah.

 

Data tahun 2021 menyebutkan banjir di Aceh Utara terjadi sebanyak tiga kali yaitu pada pertengahan September, Awal Oktober dan November.

Plt Kalaksa BPBD Aceh Utara Murzani pada Selasa 28 Juni 2021 lalu mengatakan di tahun 2021 Aceh Utara telah tiga kali dilanda banjir yaitu pada pertengahan September, Awal Oktober dan di Bulan November.

 

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penangulgung Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara banjir mulai terjadi Pada tanggal 16 September 2021 lalu banjir yang melanda Kecamatan Kuta Makmur dan Kecamatan Simpang Keuramat.

 

Pada tanggal 01 Oktober banjir melanda Kecamatan Geuredong Pase, Kecamatan Matang Kuli, Kecamatan Samudera, Kecamatan Pirak Timu, Murah Mulia, Nisam , Bandar Baro,Kuta Makmur, Syamtalira Aron dan Kecamatan Nibong.

 

Pada tanggal 07 November Banjir kembali melanda Kecamatan Matang Kuli ,Tanah Luas,Sawang, Nisam dan Bandar Baro.

 

Kemudian pada tanggal 12 November 2021 lalu banjir kembali melanda wilayah Aceh Utara tepatnya di Kecamatan Lhoksukon,Cot Girek, Pirak Timu dan Matang Kuli.

 

Rata – rata penyebab banjir tersebut selain dari faktor meluapnya air sungai juga dikarenakan oleh jebolnya tanggul penahan.

 

Banjir yang terjadi selama ini di Aceh Utara selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi juga terjadi karena Posisi Aceh Utara yang berdekatan dengan Bener Meriah.

 

Dimana secara hulu ke hilir itu salah satu penyebab, tentu nya kalau hujan deras mengguyur Bener Meriah air sungai di sana akan mengalir ke Aceh Utara.

 

Sedangkan secara tehnis menurutnya , banjir juga terjadi akibat perambahan hutan dan dangkalnya sungai atau mungkin rusaknya saluran-saluran air.

Kerugian Sektor Pertanian

 

Akibatnya tidak sedikit masyarakat mengalami kerugian terutama di Sektor Pertanian. Menurut Data dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara sebanyak 291 hektare sawah mengalami puso atau gagal ppane. 

 

Sedikit nya ada sekitar 707 Hektar sawah Aceh Utara terendam banjir pada Tahun 2021, dan Seluas 291 hektare tanaman padi diantaranya mengalami puso atau gagal panen.

Total Kerugian petani akibat gagal panen atau puso mencapai Rp1,1 Miliar dan areal persawahan yang terendam banjir itu tersebar di lima Kecamatan yakni, Matang Kuli, Pirak Timu, Simpang Keuramat, Kuta Makmur, dan Kecamatan Banda Baro.

Potensi kerusakan atau puso terjadi akibat genangan air merendam lebih dari tiga hari. 

Kerugian Sektor Perikanan

Kerugian sektor Perikanan diperkirakan mencapai 2,124,750,000 miliar meliputi Kecamataan Tanah Jambo Aye, Kecamatan Tanah Pasir , Kecamatan Samudera dan Kecamatan Syamtalira Bayu.

 

Rata – rata kerugian di sektor pertambakan pada jenis Ikan Bandeng dan Udang sementara di Kecamatan Syamtalira Bayu kerugian pada jenis Ikan Bandeng, Udang Paname ,Ikan Kerapu dan lahan garam.

 

Kerugian Infrastruktur

 

Data yang diperoleh  akibat banjir melanda Aceh Utara terdapat banyak infrastruktur yang rusak diantaranya tanggul sungai Krueng Pase Kecamatan Samudera terdapat di Gampong Mancang jebol sepanjang 75 Meter , Tanjung Awe sepanjang 100 Meter Dan Desa Teupin Beulanga sepanjang 5 Meter.

 

Untuk Kreung Peutoe dan Krueng Keureuto tanggul rusak di beberapa Kecamatan , untuk Kecamatan Lhoksukon Desa Meunasah Jok Jebol sepanjang 150 Meter, Desa Meuncat sepanjang 100 Meter, Desa Geulumpang KM X sepanjang 70 Meter, Desa Baro sepanjang 120 Meter, Desa Pante Sepanjang 75 Meter , Dan Desa Mancang sepanjang 35 Meter.

Di Kecamatan Cot Girek tanggul rusak di desa Trieng sepanjang 50 Meter , Kecamatan Matang Kuli Rusak di Desa Blang sepanjang 100 Meter Dan Desa Punti Sepanjang 70 Meter.

 

Untuk Kecamatan Tanah Luas terdapat di Desa Paya Brandang sepanjang 100 Meter Dan Desa Serba Jaman Tunong sepanjang 250 Meter.

 

Untuk kerusakan saluran irigasi akibat banjir terjadi di Desa Binje Kecamatan Nisam sepanjang 15 Meter.

 

Kerusakan Bendungan Irigasi terjadi desa Leubok Tuwe Kecamatan Murah Mulia sepanjang 20 Meter dan Desa Ule Nyeu Kecamatan Bandar Baro di satu titik.

 

Banjir juga merusak dua unit Jembatan di Kecamatan Geuredong Pase yaitu di Gampong Uram Jalan , dan juga Jembatan Perbatasan Desa Rayek Jawa dan Desa Darussalam.

 

Selain itu juga merusak satu Unit rumah warga di Gampong Tanjung Awe Kecamatan Samudera, Aceh Utara.

Editor: Syahrul


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah