Ket:Kontak antara Arab Saudi dan Suriah telah meningkat sejak Iran dan kerajaan mengumumkan dimulainya kembali hubungan mereka awal bulan ini.
INTERNASIONAL - Kontak antara Arab Saudi dan Suriah telah meningkat sejak Iran dan kerajaan mengumumkan dimulainya kembali hubungan mereka awal bulan ini.
Menurut Reuters, tiga sumber regional mengindikasikan bahwa Arab Saudi dan Suriah telah mencapai kesepakatan untuk membuka kembali kedutaan mereka selama satu dekade setelah kedua negara Arab memutuskan hubungan diplomatik.
Ketiga sumber tersebut menambahkan bahwa langkah diplomatik ini berpotensi mendorong Suriah maju ke dalam kelompok Arab. Kontak antara Riyadh dan Damaskus telah meningkat sejak Iran dan kerajaan melanjutkan hubungan pada 10 Maret, setelah serangkaian pembicaraan rahasia diadakan di Beijing.
Beberapa negara GCC memutuskan hubungan dengan Damaskus setelah pecahnya perang yang didukung Barat di Suriah pada tahun 2011, yang bertujuan untuk membongkar pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Damaskus dan kerajaan dilaporkan bersiap untuk membuka kembali kedutaan mereka setelah paruh kedua liburan Idul Fitri Muslim pada bulan April, sumber-sumber Suriah mengatakan kepada Reuters.
Menurut sumber regional dan seorang diplomat Teluk, keputusan ini diratifikasi antara delegasi Arab Saudi dan seorang pejabat intelijen Suriah.
Namun, kantor komunikasi pemerintah Suriah dan kementerian luar negeri Arab Saudi menolak mengomentari masalah tersebut.
Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, Arab Saudi telah mengalihkan minatnya ke arah timur karena tuntutan Washington yang tidak realistis untuk mendesak agar Riyadh meningkatkan produksi minyaknya dan menurunkan harganya per barel.
Setelah Arab Saudi dan Iran mengumumkan dimulainya kembali hubungan mereka, kerajaan mendekati Assad untuk negosiasi normalisasi, bersama dengan UEA dan Oman. Kerajaan juga menjadi lebih terbuka untuk gagasan mengakhiri konflik dengan Yaman sejak rekonsiliasi Saudi-Iran.
Assad juga mengunjungi UEA pada 19 Maret untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Sheikh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan.
Keduanya membahas masalah stabilitas di Asia Barat dan perlunya membawa Suriah kembali ke Arab setelah satu dekade terisolasi dari negara-negara barat dan Teluk, National melaporkan.
Kesediaan Teluk untuk memulihkan hubungan dengan Suriah telah meningkat selama setahun terakhir dan semakin dipercepat setelah gempa bumi dahsyat pada Februari yang melanda Suriah dan Turkiye.***