Pimpin Provinsi Termiskin di Sumatera, Ini Daftar Kekayaan Achmad Marzuki, Ada Miliaran Surat Berharga

24 Agustus 2023, 11:01 WIB
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki /Foto. Net


PIKIRANACEH.COM - Achmad Marzuki saat ini memimpin Provinsi Aceh yang dinobatkan sebagai provinsi termiskin di pulau Sumatera meskipun hasil Alam melimpah, seperti minyak dan gas bumi (Migas).

Harta kekayaan Pj Gubernur Achmad Marzuki yang memimpin Provinsi termiskin di Pulau Sumatera.

Achmad Marzuki yang dilahirkan pada 24 Februari 1967 merupakan seorang tokoh militer dan birokrat Indonesia.

 

Achmad Marzuki yang merupakan alumni Akademi Militer tahun 1989 ini menjabat sebagai Pejabat (Pj) Gubernur Provinsi Aceh sejak 6 Juli 2022.

Achmad Marzuki memutuskan untuk pensiun dini dari dinas militer pada tahun 2022 setelah diangkat sebagai Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa.

Sebagai informasi, Provinsi Aceh saat ini merupakan provinsi termiskin nomor satu di Pulau Sumatera dan posisi ke-6 di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 lalu.

Provinsi Aceh tercatat di BPS memiliki jumlah penduduk miskin dengan persentase sebesar 14,75 persen.

 

Menjabat sebagai Penjabat Gubernur Provinsi Aceh, Achmad Marzuki tercatat memiliki harta kekayaan yang tidak sedikit.

Pria kelahiran Bandung Jawa Barat (Jabar) ini memiliki aset terbesar di kekayaannya dalam bentuk surat berharga.

Untuk lebih jelasanya, inilah rincian harta kekayaan Achmad Marzuki yang tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

 

a. Tanah dan bangunan seharga Rp1.190.000.000 yang terdiri dari:

- Tanah Seluas 76 m2 di Kabupaten Sidoarjo seharga Rp80.000.000

- Tanah Seluas 498 m2 di Kabupaten Sidoarjo seharga Rp600.000.000

Tanah dan Bangunan Seluas 220 m2/200 m2 di Kabupaten Sidoarjo seharga Rp510.000.000 

b. Alat transportasi dan mesin seharga Rp283.000.000 dengan rincian:

- Mobil VW Beetle tahun 1974 seharga Rp30.000.000

- Mobil Toyota CHR tahun 2019 seharga Rp250.000.000

- Motor Honda C50 tahun 1969 seharga Rp3.000.000

c. Harta bergerak lainnya sebesar Rp73.350.000

d. Surat berharga sebesar Rp10.000.000.000 

e. Kas dan setara kas sebesar Rp1.203.770.466

Secara keseluruhan, Gubernur provinsi Aceh ini memiliki kekayaan sebesar Rp12.750.120.466.

Ini 4 Kota Termiskin di Aceh dan Penyebabnya

Kota Termiskin di Aceh. Provinsi Aceh dikenal kaya akan sumber daya alam, termasuk dari hasil sumber daya kelautan dan perikanan.

Namun Provinsi Aceh masih mempunyai penduduk miskin di beberapa daerahnya.

Berdasarkan data BPS, Provinsi Aceh memiliki luas wilayah sebesar 56.839,09 Km² dengan jumlah penduduk mencapai 5.407.855 jiwa tahun 2022.

Secara administratif, ada 18 kabupaten dan 5 kota yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Aceh.

 

 

Pemeringkatan Kota termiskin di Provinsi Aceh ini diukur berdasarkan data persentase penduduk miskin yang dirilis BPS Aceh.

Berikut daftar 4 Kota termiskin di Provinsi Aceh berdasarkan data BPS Aceh, sebagaimana dikutip dari aceh.bps.go.id.

1. Kota Subulussalam

Kota Subulussalam menempati peringkat pertama sebagai kota termiskin di Provinsi Aceh.

Jumlah penduduk yang menghuni Kota Subulussalam ini mencapai 95.199 jiwa tahun 2022.

Berdasarkan data BPS Aceh, persentase penduduk miskin di Kota Subulussalam mencapai 17,65 persen tahun 2021.

2. Kota Sabang

Kota Sabang menempati peringkat kedua sebagai kota termiskin. Jumlah penduduk Sabang mencapai 43.208 jiwa tahun 2022.

 

Dari data BPS Aceh, persentase penduduk miskin di Kota Sabang mencapai 15,32 persen tahun 2021.

3. Kota Lhokseumawe

Dengan jumlah penduduk mencapai 191.396 jiwa tahun 2022, persentase penduduk miskin di Kota Lhokseumawe mencapai 11,16 persen tahun 2021.

4. Kota Langsa

Kota Langsa menempati peringkat keempat sebagai kota termiskin di Aceh.

Dengan jumlah penduduk sebesar 192.630, persentase penduduk miskin di Kota Langsa mencapai 10,96 persen tahun 2021.

Kenapa Aceh Provinsi Termiskin di Sumatera? Simak Penjelasan Berikut Ini


Polemik terkait kemiskinan di Aceh menjadi isu hangat setelah beberapa waktu yang lalu Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis data terbaru mengenai kemiskinan.

Aceh masih menempati provinsi termiskin di Sumatera dan nomor enam se-Indonesia. Per September 2019, jumlah penduduk miskin di Aceh mencapai 810.000 orang atau 15,01 persen.

Kondisi Aceh yang masih menjadi provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi se-Sumatera pada September 2019 menjadi bahasan banyak kalangan.

Bahkan pemerintah daerah melalui Plt. Gubernur Aceh berencana menggandeng perguruan tinggi setempat guna mengukur tingkat kemiskinan dan akan dijadikan pembanding data kemiskinan yang dikeluarkan BPS.

 

Bahkan terpampang spanduk yang bertuliskan pemberian “selamat” kepada pemerintah Aceh karena menjadi “juara bertahan” sebagai provinsi termiskin di Pulau Sumatera, dan ucapan selamat datang di provinsi termiskin se-Sumatera.

Semata-mata mengatakan bahwa Aceh adalah provinsi termiskin tentu hanya sebagian dari informasi secara menyeluruh. Berikut fakta-fakta lebih jauh terkait kemiskinan di Aceh.

• Meningkat dua kali lipat sejak 1999-2002

Pada 1999, persentase penduduk miskin di Aceh adalah 14,75 persen. Angka ini melonjak hampir dua kali lipatnya menjadi 29,83 persen pada 2002.

Kondisi ini ditengarai oleh situasi keamanan di Aceh semakin memburuk karena terjadi pemberontakan yang dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk memperoleh kemerdekaan dari Indonesia pada pertengahan 2002.

Bahkan GAM mampu menguasai 70 persen perdesaan di seluruh Aceh.

Tampaknya keadaan tersebut juga berdampak pada kondisi sosial ekonomi penduduk Aceh. Pada 1999 Aceh bukanlah merupakan provinsi dengan persentase penduduk miskin terbesar.

Kenaikan angka persentase penduduk miskin ini juga menjadikan Aceh sebagai provinsi dengan laju kenaikan kemiskinan tertinggi pada periode tersebut.

• Rata-rata penurunan persentase penduduk miskin per tahun terbesar sejak 2002

Rata-rata penurunan persentase penduduk miskin setiap tahun di Aceh selama tahun 2002 sampai dengan September 2019 tercatat mencapai 0,87 persen.

Angka ini sekaligus menjadikan Aceh sebagai provinsi dengan rata-rata penurunan persentase penduduk miskin per tahun terbesar se-Sumatera dalam 17 tahun terakhir (2002- September 2019).

Jika ini mampu untuk terus dipertahankan, maka dalam 6 tahun ke depan diprediksi kemiskinan di Aceh dapat mencapai 1 digit.

• Penurunan kemiskinan tercepat kedua sejak 2002

Laju penurunan persentase penduduk miskin di Aceh dalam 17 tahun terakhir (2002-September 2019) mencapai 49,7 persen yaitu dari 29,83 persen menjadi 15,01 persen.

Penurunan ini merupakan tertinggi kedua se-Sumatera.

Laju penurunan tertinggi adalah di Provinsi Bangka Belitung yang mencapai 61,3 persen dari 11,62 persen menjadi 4,50 persen.

• Terbesar kedua dalam menurunkan kemiskinan anak selama 5 tahun terakhir

Salah satu cara untuk memutus rantai kemiskinan adalah dengan mengintervensi kemiskinan anak.

Salah satu head line dalam Majalah The Economist edisi 26 September 2019 adalah the best way to eradicate poverty in America is to focus on children.

Hal ini menunjukkan bahwa cara terbaik untuk memberantas kemiskinan adalah berfokus pada anak-anak miskin.

Berdasarkan data Susenas Maret 2015 – Maret 2019 dalam 5 tahun terakhir pemerintah Aceh berhasil menurunkan angka kemiskinan anak dari 20,90 persen menjadi 18,62 persen.

Artinya secara rata-rata setiap tahun kemiskinan anak di Aceh turun sebesar 0,46 persen.

Rata-rata penurunan kemiskinan anak ini menjadi terbesar kedua setelah Bengkulu yang sebesar 0,61 persen.

• Lebih dari separuh bekerja di sektor pertanian

Untuk lebih memfokuskan program-program penanggulangan kemiskinan diperlukan informasi siapa dan di mana penduduk miskin berada.

Bedasarkan Susenas Maret 2019, sebagian besar penduduk miskin di Aceh bekerja di sektor pertanian, yaitu mencapai 54,94 persen.

Mereka yang bekerja di sektor pertanian ini mayoritas bekerja dengan status berusaha sendiri, yaitu sebesar 33,38 persen.

Selain itu dilihat dari sisi pendidikan tercatat bahwa penduduk miskin yang bekerja sebagian besarnya masih berpendidikan SD/sederajat ke bawah yaitu sebesar 46,29 persen.

 

Hal ini tentunya menjadi PR bagi pemerintah untuk terus-menerus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Aceh agar mata rantai kemiskinan dapat diputus.

• Delapan dari 10 tinggal di perdesaan

Penduduk miskin di Aceh sebagian besar tinggal di daerah perdesaan. Berdasarkan Susenas September 2019 tercatat sebesar 79,5 persen.

Selain itu masalah disparitas kemiskinan perkotaan dan perdesaan di Aceh merupakan salah satu kunci untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan di Aceh.

Tercatat bahwa persentase penduduk miskin Aceh di perkotaan pada September sebesar 9,47 persen, sedangkan di perdesaan mencapai 17,68 persen.

Polemik yang menyatakan bahwa Aceh merupakan provinsi termiskin di Sumatera tampaknya hanya dilihat dari satu sudut pandang.

Apabila dilihat dari sudut pandang dengan data series yang lebih panjang dan lebih detail akan terlihat gambaran fenomena kemiskinan yang lebih lengkap dan tidak salah dalam mengambil kesimpulan. ***

 

 

Editor: Zainal Abidin

Tags

Terkini

Terpopuler