Tiga Putra dan Cucu Kepala Biro Politik Hamas Syahid Akibat Serangan Keji Israel

11 April 2024, 07:52 WIB
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh /Hamdani/

PIKIRANACEH.COM - Tiga putra Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan perlawanan Palestina Hamas, tewas dalam serangan udara Israel di sebuah kamp pengungsi di bagian utara Jalur Gaza bertepatan dengan perayaan hari raya idul fitri 1445 H.

Media lokal mengidentifikasi anak-anak tersebut sebagai Hazem, Amir dan Muhammad. Cucu Haniyeh juga tewas dalam serangan yang menargetkan kendaraan di kamp pengungsi al-Shati pada Rabu sore tersebut.

Baca Juga: Sekjen PBB: Banyak Warga Muslim di Dunia tidak Bisa Merayakan Idul Fitri

Pendudukan Israel menuduh anak-anak Haniyeh yang syahid menjadi bagian dari aparat militer Hamas, dan salah satu dari mereka adalah penjaga sekelompok tahanan Zionis yang ditahan oleh Al-Qassam.

Israel melancarkan agresi keji di Gaza pada 7 Oktober 2023 setelah perlawanan di Gaza melancarkan operasi Operasi Badai al-Aqsa, yang merupakan Upaya mereka melepaskan diri dari 75 tahun pendudukan Israel.

Sejak itu, rezim tersebut telah membunuh hampir 33.500 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Kematian baru-baru ini dikonfirmasi oleh stasiun TV al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas serta anggota keluarga Haniyeh di media sosial.

“Saya bersyukur kepada Allah atas kehormatan yang Dia berikan kepada kami melalui kesyahidan ketiga putra dan cucu saya. Dengan penderitaan dan darah ini, kami menciptakan harapan, masa depan, dan kebebasan bagi rakyat kami, perjuangan kami, dan bangsa kami,” kata Haniyeh dalam sebuah pernyataan.

“Putra-putra saya yang syahid memperoleh kehormatan pada masanya, kehormatan pada tempatnya, dan kehormatan pada akhirnya. Anak-anak saya tinggal bersama masyarakat kami di Jalur Gaza dan tidak meninggalkan Jalur Gaza.”

Haniyeh mengatakan keluarga-keluarga Palestina di Gaza telah membayar harga yang mahal dengan darah anak-anak dan orang-orang yang mereka cintai, dan bahwa ia telah kehilangan hampir 60 anggota keluarganya selama beberapa bulan terakhir akibat kebiadaban Israel.

“Penjajah percaya bahwa dengan menargetkan putra-putra para pemimpin, hal itu akan mematahkan tekad rakyat kami. Kami mengatakan kepada pendudukan bahwa darah ini hanya akan membuat kami lebih teguh pada prinsip dan kesetiaan terhadap tanah kami.”

“Musuh tidak akan berhasil mencapai tujuannya dan benteng ini tidak akan runtuh. Apa yang gagal dicapai musuh melalui pembunuhan, penghancuran, dan genosida, tidak dapat dicapai melalui negosiasi,” kata Haniyeh.

Dia mengatakan bahwa rezim tersebut berkhayal jika menganggap hal itu akan membuat Palestina mengubah posisi mereka dengan membunuh putra-putra mereka.

“Darah anak-anak saya adalah pengorbanan dalam perjalanan menuju pembebasan [kota al-Quds] yang diduduki Israel dan kompleks Masjid al-Aqsa. Kami tidak akan ragu dan tidak akan mundur, dan akan terus menapaki jalan menuju pembebasan al-Quds dan Masjid al-Aqsa.”

Editor: Hamdani

Tags

Terkini

Terpopuler