Meski Kalah Di Lapangan, Rezim Pendudukan Ngotot Ingin Mendikte Kelompok Perlawanan

PIKIRANACEH.COM - Proposal kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang diajukan oleh mediator atau apa yang disebut 'Proposal Perancis' akhirnya mengalami kebutuntuan akibat sikap keras kepala Israel dan tuntutan-tuntutan berlebihannya.

Perlawanan Palestina menjelaskan, pihak rezim pendudukan berusaha mengosongkan proposal Paris dari kontennya dan ingin mendapatkan capaian penting dalam masalah tawanan tanpa harus menanggung konsekuensi apa pun. Padahal posisi mereka tidak dalam kemammpuan mendikte pihak perlawanan.

Dalam wawancara dengan al-Mayadeen, sumber tersebut menyatakan, kendati Perlawanan sangat ingin menyukseskan upaya para mediator, namun mereka tidak akan mundur sama sekali dari syarat-syarat yang diajukan. Perlawanan juga tidak akan memberi kesempatan  kepada Israel untuk mencapai tujuan politis setelah menelan kekalahan di lapangan.

Sehubungan dengan pertempuran di lapangan antara para pejuang dengan Militer Israel, sumber itu berkata bahwa kerugian yang diderita Rezim Zionis di Khan Yunis jau lebih besar dari yang dipublikasikan.

Baca Juga: Presiden 'Zionis' Argentina Minta Masjid Al-Aqsa Dibongkar dan Diganti Kuil Yahudi

“Pasukan-pasukan elite IDF, yang sangat diandalkan Israel, mengalami kesulitan dalam hal logistik dan operasional,” kata sumber tersebut.

Beberapa hari lalu, sebuah sumber di Hamas juga menyatakan, PM Israel Benyamin Netanyahu tengah melakukan manuver media untuk menghadapi tekanan dari publik Israel, keluarga para tawanan, dan masyarakat internasional yang mendesak agar agresi diakhiri. Menurut sumber itu, Netanyahu tidak bersungguh-sungguh untuk mencapai sebuah kesepakatan komprehensif.

“Tak satu pun kesepakatan bernilai selama tidak bisa mewujudkan keamanan, perlindungan, dan bantuan kontinu untuk warga Gaza, rekonstruksi Gaza, dan terpenuhinya sebuah kehidupan bermartabat bagi rakyat kami.