Begini Strategi Produsen-Produsen Mobil Listrik Dunia Demi Saingi China

- 31 Maret 2024, 21:13 WIB
Anggota pers dan masyarakat umum melihat SUV listrik Atto 3 yang dibuat oleh produsen mobil Cina BYD, di pameran dagang kendaraan listrik Fully Charged Live di Farnborough, Inggris, 28 April 2023.
Anggota pers dan masyarakat umum melihat SUV listrik Atto 3 yang dibuat oleh produsen mobil Cina BYD, di pameran dagang kendaraan listrik Fully Charged Live di Farnborough, Inggris, 28 April 2023. /REUTERS/Nick Carey

Persyaratan tersebut menimbulkan masalah besar bagi produsen yang bergantung pada teknologi, bahan mentah, dan komponen China, seperti General Motors (GM) dan Ford Motor Co., dalam menghadapi reaksi konsumen terhadap tingginya harga sehingga membuat mereka rugi miliaran dolar pada jajaran kendaraan listrik.

 

Reaksi terhadap pengesahan IRA juga ditunjukkan Jerman, Perancis, dan Spanyol dengan mengumumkan kredit pajak serta paket bantuan untuk investasi kendaraan listrik. Produsen kendaraan Eropa seperti Volkswagen, Stellantis, dan Renault SA juga sedang mengembangkan pabrik mobilnya untuk meluncurkan produk bertenaga baterai serta mendirikan pabrik baterai, baik secara individu maupun bermitra.

Gandeng Korsel

Berbagai eksekutif industri telah melakukan kerja sama yang luas dengan berbagai mitra sebagai solusi untuk menyamai levelnya dengan China dalam memproduksi kendaraan listrik. Korea Selatan (Korsel) sebagai pesaing China di sektor baterai, yang melahirkan Samsung SDI Co., LG Energy Solution Ltd., dan SK On Co., dipandang sejumlah pihak sebagai solusi karena statusnya yang merupakan mitra perdagangan bebas dengan AS.

Meskipun tidak memiliki banyak cadangan logam baterai, potensi investasi Korea Selatan menjadi menarik bagi produsen mobil barat yang mencari pasokan bahan kimia baterai seperti nikel sulfat, kobalt sulfat, dan lithium hidroksida. Sejak IRA berlaku, perusahaan-perusahaan Korea Selatan berkontribusi hampir US$48 miliar untuk membangun pabrik baru yang memproduksi bahan kimia, katoda, dan baterai jadi di dalam negeri serta Amerika Utara, menurut perhitungan Bloomberg.

Meskipun begitu, produksi baterai Korea Selatan secara historis bergantung pada bahan mentah yang bersumber dari China. Pada 2023, negara ini memperluas program subsidi karena penjualan kendaraan listrik yang melambat di tengah kelesuan perekonomian.

Perlu diketahui, setengah dari kendaraan listrik yang dipasarkan secara global merupakan produk China sehingga membuat negara tersebut berhasil mengambil pangsa pasar domestik, bahkan mampu menyalip Tesla sebagai pembuat kendaraan listrik terbesar di dunia pada kuartal IV/2023 melalui BYD, perusahaan dalam negerinya.

Analis UBS memperkirakan pangsa pasar global China meningkat dua kali lipat menjadi 33%, sedangkan produsen mobil tradisional barat akan mengalami penurunan dari 81% menjadi 58% pada 2030. Dominasi China di pasar global tidak terlepas dari banyaknya konsumen yang ingin turut bertransformasi kepada kendaraan listrik, sehingga menyumbang seperempat dari seluruh penjualan mobil penumpang baru China pada 2023, dibandingkan 15,7% penjualan di Eropa.

Halaman:

Editor: Mustakim


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah