PIKIRANACEHCOM | EKONOMI - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang mengusung tema “Pengembangan Ekosistem Atsiri Aceh”, di Kantor OJK Provinsi Aceh.
Kegiatan ini bekerjasama dengan International Labour Organization (ILO) yang berupaya meningkatkan pemberdayaan pelaku usaha di sektor pertanian dan mengurangi angka pengangguran di Aceh.
Baca Juga: Sedekah Dari Harta Terbaik
Kegiatan ini mendukung pengembangan sektor pertanian Aceh, yang selama ini menopang pertumbuhan ekonomi Aceh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik posisi Triwulan I tahun 2023, Sektor pertanian agrikultural berkontribusi positif sebesar 29,61% dari total Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh.
“OJK mengupayakan peningkatan akses keuangan pada ekosistem agricultural Aceh karena tercatat agricultural Aceh mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh. Perlu ada langkah konkrit di sektor pertanian Aceh, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah petani dan mendukung peningkatan devisa negara,” kata Kepala OJK Provinsi Aceh Yusri.
Baca Juga: Perancis Sorot Penegakan Syariat Islam di Aceh Setelah Surat Edaran PJ Gubernur Beredar
Mustaqim, Dewan Atsiri Indonesia, menyampaikan bahwa “Indonesia merupakan negara produsen utama minyak atsiri dunia dan minyak atsiri Aceh memiliki kualitas yang sangat baik, sehingga perlu kita dorong produktivitasnya, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.”
Dr. Syaifullah Muhammad, Kepala ARC Universitas Syiah Kuala, menerangkan bahwa ekosistem pengolahan minyak nilam Aceh sudah berjalan, dengan hasil 20% di konsumsi nasional dan 80% diekspor untuk menambah devisa negara..