Begini Kronologi Penanganan Pasien yang Laporkan Malpraktek Dokter Kandungan

- 15 November 2023, 12:55 WIB
IGD RSUD Aceh Tamiang
IGD RSUD Aceh Tamiang /Pikiran Aceh/IST/

Begini Kronologi Penanganan Pasien yang Laporkan Malpraktek Dokter Kandungan

PIKIRAN ACEH – Pasien inisial RDP yang melaporkan dugaan malpraktek salah satu dokter spesialis kandungan RSUD Aceh Tamiang inisial, EAW ke Polda Aceh karena tinggal gumpalan kain kasa di vaginanya pasca operasi.

Pasca operasi korban mulai merasakan nyeri di bagian vaginanya, kesakitan saat buang air, serta kesusahan saat duduk dan berjalan.

Kondisi tersebut, korban juga mulai mengeluarkan cairan kuning bercampur darah yang mengeluarkan bau tidak sedap bahkan darah nifasnya tidak kunjung berhenti meski sudah memasuki hari ke 70 pasca persalinan.

Baca : Dokter Spesialis Kandungan RSUD Aceh Tamiang Dilapor Polisi Terkait Dugaan Malpraktek

Begini Kronologis

Kasi Pelayanan RSUD Aceh Tamiang, dr Rahmad kepada Pikiran Aceh, Rabu (15/11/2023) mengatakan, pada saat pasien RDP dirujuk ke RSUD Aceh Tamiang kondisinya dalam keadaan darurat dengan HB 4. Pasien dibawa ke RSUD Aceh Tamiang setelah melahirkan dengan bidan, RDP mengalami pendarahan disebabkan ari-arinya tidak keluar.

Bahkan bidan telah melakukan penanganan dengan memasukkan tangan dalam vagina untuk mengeluarkan ari-ari tersebut namun tidak berhasil sehingga dirujuk ke RSUD Aceh Tamiang.

Di RSUD Aceh Tamiang penanganan yang sama juga dilakukan dokter spesialis kandungan EAW namun juga tidak berhasil, setelah dilakukan transfusi berapa kantong darah, dokter spesialis kandungan EAW melakukan operasi pengangkatan ari-ari terhadap pasien RDP.

“Jika lambat dilakukan penanganan dipastikan pasien meninggal dunia,” ujar Rahmad

Baca : Beasiswa Pemkab Aceh Tamiang Dibuka, Daftar Disini, Berikut Syaratnya

Lanjut Rahmad, setelah dilakukan pengangkatan ari-ari ternyata pasien masih mengalami pendarahan sehingga dilakukan tindakan penutupan vagina menggunakan kain kasa. Kain kasa ini akan dicabut kembali dalam waktu 1 x 24 jam.

Dalam ruang perawatan pasien setelah sampai waktu 1 x 24 jam, dilaporkan perawat kain kasa tersebut sudah dicabut namun pada saat pencabutan kain kasa, menurut perawat, pasien kurang kooperatif.

Diduga kurang kooperatifnya pasien karena trauma sakit yang dialami saat melahirkan diduga pengeluaran kain kasa tidak lengkap dicabut.

Dua bulan kemudian pasien mengeluh dan saat akan diperiksa kembali, pasien juga kurang kooperatif.

Baca : Donasi Peduli Palestina Dari Aceh Tamiang Sudah Terkumpul Rp 465 Juta, Disdikbud Sumbang Rp 165 Juta

Maski demikian, Direktur RSUD Aceh Tamiang dan beberapa pejabat RSUD juga telah melakukan silaturahmi beberapa kali ke rumah  pasien, dan dalam pertemuan tersebut pasien RDP mengakui nyawanya di “selamatkan” dokter spesialis kandungan EAW dan keluarga senang pihak RSUD Aceh Tamiang peduli terhadap kondisi pasien.

Namun dalam silaturahmi tersebut, pasien minta dokter spesialis kandungan EAW juga menjenguknya namun keinginan tersebut sudah disampaikan ke spesialis yang bersangkutan hingga akhirnya melaporkan kasus tersebut ke polisi (*) 

Editor: Muhammad Nasir

Sumber: Pikiran Aceh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah