Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Polisi AS diikuti pula oleh ancaman agen rahasia Israel. Akun yang dekat dengan Mossad mengancam mahasiswa Amerika yang mendukung Palestina.
"Pengenalan wajah dapat menentukan apakah Anda berpartisipasi dalam protes pro Hamas di universitas. Pekerjaan dan gelar Anda tidak akan ada gunanya. Peluang perekrutan Anda akan terbatas." demikian bunyi ancaman tersebut.
Namun upaya yang dilakukan oleh aparat polisi AS tidak menyurutkan semangat mahasiswa melanjutkan aksi damai mereka.
Baca Juga: Mahkamah Internasional Bakal Tangkap Petinggi Israel
Kampus Harvard kini diambil alih oleh pengunjuk rasa anti-genosida Israel yang membawa tenda.
Pelajar di Amerika tidak bisa lagi menyaksikan pemerintah tanpa malu-malu mendukung dan mempersenjatai Israel dan Netanyahu, yang melakukan genosida terhadap anak-anak, di depan seluruh dunia.
Setelah Universitas Columbia, mahasiswa kini memperluas protes mereka ke universitas lainnya.
Para siswa yang sedang melakukan aksi meneriakkan slogan ke Pasukan Garda Khusus “Kalian jangan menakuti kami” dan “Keluar dari kampus kami”.
"Politisi di AS yang sepenuhnya disuap dan dikendalikan oleh Israel berusaha menumpas protes terhadap pemerintahan Biden yang mendukung genosida Israel."
Ditengah suasana mencekam itu kemudian muncul sebuah pesan dari seseorang di media Telegram yang ditujukan untuk memberikan dukungan.