Yuk Ngopi...

- 8 Januari 2024, 09:58 WIB
Budi Ashari
Budi Ashari /

Sesungguhnya kecerobohan luar biasa seorang Bibi (panggilan untuk Netanyahu) dan Gantz telah membalik pandangan dunia terhadap kita dari korban menjadi penjahat perang dan dari pemilik hak menjadi pembunuh anak-anak. Dalam perkiraan saya, memang inilah yang diimpikan oleh Hamas dan jaringan kejahatan di belakangnya.

Hari ini, setelah 90 hari kesalahan dan perkiraan tanpa kajian, Negara Israel mendapati dirinya sejak tahun 1948 menghadapi pertarungan antara terus ada dan musnah.

Ya, wahai anak-anak negeriku, musnah...

Saya akan menjadi orang yang pertama kali menggantungkan lonceng. Dengarkan saya hari ini, wahai seluruh anak negeriku. Jika kelompok ini yang terus menjadi pemimpin kita, maka kita akan pulang lagi ke Polandia, Rusia, Inggris dan Amerika. Itu pun jika mereka mengizinkan kita pulang.

Sesungguhnya operasi pembunuhan yang terakhir di ibukota Hizbullah merupakan tindakan putus asa Bibi (Netanyahu) dan ini bukan yang terakhir.

Dia tenggelam dan membawa kita semua hancur bersamanya.

Bibi terus bertaruh dengan melibatkan Amerika dalam perang ini. Dan ini pertarahunannya yang terakhir.

Orang-orang Amerika tidak akan datang. Dengarkan saya baik-baik. Orang-orang Amerika tidak akan datang. Dan jika atau tepatnya ketika, mereka akan segera mendengar kabar bahwa Pasukan Ar Ridhwan (pasukan khusus Hizbullah) sudah sampai di pintu Kota Akka. Ketahuilah baik-baik, kita semua akan kembali ke berbagai negara asal kita datang.

Baca Juga: Bersitegang dengan Anies, Prabowo Bilang Jangan Cuma Omong-omong Saja

Tidak ada seorang pun di pimpinan tentara juga intelijen yang mempunyai kekuatan yang cukup untuk menunjukkan kepada kalian betapa rapuhnya kita di barisan depan.

Halaman:

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah