Mengenal Christmas Island, Pulau Dekat Indonesia yang Dihuni Mayoritas Umat Muslim Tapi Milik Australia

- 28 Februari 2024, 21:14 WIB
jernihnya air Pantai Cemara Besar Karimunjawa Island, destinasi wisata laut pasir putih pemandangan terbaik.
jernihnya air Pantai Cemara Besar Karimunjawa Island, destinasi wisata laut pasir putih pemandangan terbaik. /tangkap layar

 

Sejarah Penamaan dan Berdirinya Christmas Island

Christmas Island ditemukan oleh seorang kapten laut berkebangsaan Inggris, yakni Kapten William Mynors. Saat itu, ia singgah di sebuah pulau, tepat pada perayaan natal, 25 Desember 1643. 

Ia merupakan master kapal milik East India Company (EIC) bernama Royal Mary. Yang mana, kapal ini beroperasi untuk EIC sepanjang tahun 1626-1939. Setelah ditemukan oleh William Mynors, pulau itu dimasukkan dalam peta navigasi Inggris dan Belanda sejak abad ke-17, tapi baru pada 1666 peta yang diterbitkan oleh kartografer Belanda Peter Goos memasukkan pulau tersebut. 

Melansir Wikipedia, selang beberapa abad selanjutnya, tepat pada 6 Juni 1888, Inggris Raya menganeksasi Pulau Natal atas desakan John Murray. Penyebabnya adalah kemunculan fosfat membuat Inggris tergiur akan klaim atas Pulau Natal. 

Setelah didirikannya pemukiman bernama Flying Fish Cove beserta perusahaan fostat, datang sekitar 200 buruh Tiongkok, 8 manajer Eropa, dan 5 polisi Sikh, untuk menjadi tenaga kerja, ditambah sejumlah kecil orang Melayu. 

 

Sayang, selama Perang Dunia I yang terjadi pada 1914-1918, penambangan fosfat berkurang. Di masa itu, terjadi konflik besar dengan Jepang, 900 tentara Jepang datang lalu menyerbu dan menduduki Pulau Natal. 

Kekejaman tentara Jepang adalah memenjarakan orang Eropa dan memburu 1.000 pekerja Melayu dan Tiongkok di hutan-hutan pulau itu. Singkat cerita, pada 1945 akhirnya hari-hari buruk di Pulau Natal selesai. 

Kekalahan Jepang di Perang Dunia II membuatnya mundul dari pulau ini, dan pulau jadi bebas. 

Halaman:

Editor: Mustakim


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah