Cerita Cuak Tersadis di Rumoh Geudong, Memukul Orangtuanya dalam Karung Hingga...

- 29 Juni 2023, 15:36 WIB
Rumoh Geudong
Rumoh Geudong /Foto. Net

PIKIRANACEH.COM – Rumoh Geudong yang pernah jadi markas pejuang kemerdekaan di masa kolonial kini sudah hancur. Selain pembakaran pada 1998, tembok yang tersisa juga dihancurkan satu pekan sebelum acara peluncuran program penyelesaian pelanggaran HAM yang dihadiri Presiden Joko Widodo pada 27 Juni 2023. 

Hancurnya Rumoh Geudong itu dinilai sebagai upaya menghapus bukti pelanggaran HAM berat di Aceh pada masa pemberlakuan daerah operasi militer.

Tangga beton ini adalah segelintir yang tersisa dari bangunan Rumoh Geudong di kabupaten Pidie Aceh.
 
Rumoh Geudong merupakan salah satu bukti sejarah pelanggaran HAM berat yang terjadi di Aceh pada masa pemberlakuan Daerah Operasi Militer (DOM) tahun 1989-1998. 

Selain tangga, juga ada sumur yang kondisinya sudah ditutup. Sedangkan sisa tembok terakhir bekas Rumoh Geudong rupanya sudah diratakan dengan tanah 20 juni lalu.

Namun di balik itu semua ada kisah yang sangat menyayat hati, seperti kisah Hamzah, warga Gampong Pulo Pante, Kecamatan Keumala, Pidie, tiba di Rumoh Geudong, di Gampong Bili Aron, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie, pada suatu hari di awal Maret 1997 dalam keadaan terikat di dalam karung goni.

 

Di beranda Rumoh Geudong, Ismail alias Raja menghajar pria yang akrab disapa Teungku Andah ini dengan rotan. Raja juga menginjak-injak dan menendang karung goni itu sambil mengeluarkan umpatan-umpatan kotor. Mendengar suara Raja, Teungku Andah berkata lirih dalam bahasa Aceh, “Ini Ayah, Nak.”

Raja melepas lilitan karung goni. Melihat ayahnya telah pingsan, Raja terduduk lemas. 

Halaman:

Editor: Zainal Abidin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah