Palestina Masih Berdiri Tegak

- 21 Desember 2023, 08:52 WIB
Gambar ilustrasi anak Palestina
Gambar ilustrasi anak Palestina /Hamdani/

Gaza telah menjadi episentrum penting perlawanan rakyat Palestina dalam menghadapi penjajahan Israel (zionis). Dari Gaza, badai Al-Aqsa berhembus kencang menerpa rezim Netanyahu yang rapuh dan lemah seperti jaring laba-laba. Kemudian menciptakan kehancuran "negara" teroris tersebut.

Zionis Israel telah menderita kerugian yang sangat besar yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak negara pendudukan itu merampok tanah Palestina. Setidaknya begitulah pengakuan pejabat militer zionis.

Baca Juga: Ini Sejumlah Alasan Pemerintah Indonesia Tak Lagi Bangun Rumah Rohingya

Tentara Palestina yang dimotori Brigade Al Qassam batalyon Gaza Utara menerkam pertahanan IDF Israel, dan memberikan pukulan hebat hingga ke jantung pertahanan musuh. Pasukan Netanyahu meraung kesakitan.

Tindakan yang diambil oleh pejuang Palestina sangat tepat dan terukur. Mereka tidak menargetkan warga sipil yang tidak terlibat dalam Perlawanan.

Jika pun terpaksa ditahan, semata-mata hanyalah menjalankan strategi untuk menekan musuh.

Pun demikian pelayanan pejuang kepada tawanan sangat ramah dan baik.

Pejuang Palestina menyerang militer zionis yang menduduki wilayah mereka dengan sangat cerdas. Memutuskan penjajahan dan untuk mengembalikan kedaulatan negara Palestina kepada rakyatnya. Itulah tujuan perjuangan Hamas. 

Setelah itu membebaskan tahanan Palestina yang diculik oleh Zionis.

Langkah terakhir adalah membebaskan Al Aqsa dari tangan kotor penjajah Israel. Sebab itu dunia layak mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dan Hamas.

Rakyat Palestina memiliki hak untuk membela diri dari penindasan zionis yang brutal dan kejam. Perang melawan penjajah adalah perang suci meski dilakukan oleh bangsa manapun di dunia tak terkecuali Gaza.

Namun dunia yang saat ini sedang dikuasai oleh imperialis dan zionis menempatkan Hamas sebagai organisasi teroris.

Sebuah upaya memutarbalikkan fakta yang menyesatkan.

Amerika dan Zionis Israel melancarkan propaganda negatif guna mengamputasi dukungan dunia secara luas bagi para pejuang Palestina tersebut.

Baca Juga: Tanjong Seulamat Studi Banding Ke Gampong Ateuk Cut Belajar Praktik Baik Pengelolaan Sampah

Hari-hari terakhir ini, dimana perang di Gaza dan sekitarnya sudah melewatkan lebih dari 75 hari sejak 7 Oktober. Hamas mampu meraih kemenangan secara signifikan dalam eksistensi perjuangan, memukul balik dan menciptakan kerugian terhadap musuh.

Ribuan tentara pendudukan dan termasuk perwira mereka di dalamnya tewas di Jalur Gaza dengan berbagai adegan kematian. Padahal zionis Israel mendapuk dirinya sebagai negara terkuat secara militer dan memiliki pertahanan yang hebat.

Tetapi nyatanya klaim tersebut tidak lebih hanya sebagai kamuflase agar tercipta horor dibenak pejuang ataupun negara lain agar tidak berani melawan mereka.

Tentara zionis Israel sebenarnya adalah selemah jaring laba-laba kata Sayyid Hassan Nasrallah. Sangat rapuh dan menggantungkan diri pada Amerika dan Eropa (sekutu).

Walaupun begitu, melawan zionis Israel bukanlah pekerjaan mudah. Tentara mereka dikenal kejam dan angkuh dalam melakukan pembunuhan.

Fakta ini dapat kita lihat di Gaza hari ini. Pembunuhan puluhan ribu warga Palestina oleh zionis telah berlangsung selama 75 tahun.

Dalam membunuh, tentara Zionis tidak memiliki batasan apapun. Tidak ada pemilihan target sebagaimana diatur dalam hukum Humaniter Internasional.

Serdadu Zionis dapat menembak siapapun yang diinginkan walau bayi prematur yang masih di inkubator.

Tidak ada kata-kata yang lebih tepat untuk melukiskan bagaimana aksi kejam tentara Yahudi terhadap bangsa Palestina.

Tindakan pembersihan etnis benar-benar dilakukan dengan sistematis tanpa ampun dengan bantuan militer Amerika, Inggris, Jerman, Perancis dan Uni Eropa.

Zionis dalam melakukan kekejian semacam itu beralasan pada kebrutalan terutama Amerika, Inggris, Perancis dan Australia saat membunuh jutaan manusia diberbagai belahan dunia atau negara lain yang diperangi. 

Bahkan negara Amerika Serikat disinyalir didirikan atas ratusan juta nyawa penduduk asli suku Indian yang dibunuh. Karena itu zionis seperti memiliki legitimasi untuk melancarkan genosida di Gaza.

Sampai di sini kita jadi memahami siapa sebenarnya teroris itu.

Perlu dicamkan baik-baik dalam ingatan kita bahwa memenangi pertempuran tidak selalu ditentukan oleh canggihnya senjata atau banyaknya personil.

Kemenangan lebih ditentukan oleh semangat juang, motivasi, dan determinasi para petempur. Rezim zionis tampak superior di udara karena pejuang Palestina belum punya sistem anti pesawat akibat blokade.

Sementara dalam perang darat, tentara pengecut zionis justru keok. Di medan laga, pasukan penjajah Israel kerap jadi mangsa empuk dan bulan-bulanan pejuang Palestina. Bahkan mesin perang zionis seperti tank Merkava yang konon sangat canggih mampu disulap oleh para pejuang Palestina menjadi besi rongsokan.*

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah