Boikot Produk Israel Semakin Meningkat. Apa Implikasinya?

- 29 Desember 2023, 10:11 WIB
Budi Ashari
Budi Ashari /

Izinkan saya sedikit berkisah di awal tulisan ini. Suatu hari saya menghadiri sebuah kajian yang disampaikan oleh seorang syekh dari Palestina di Jakarta.

Di tengah menyampaikan kajian, syekh tersebut tersedak dan batuk-batuk. Panitia segera menyodorkan minuman merek tertentu. Tetapi anehnya syekh tersebut tidak menyentuhnya dan terus mengisi sambil batuk-batuk.

Setelah selesai, kami mengerumuni beliau kemudian beliau disodori teh dan beliau meminumnya sambil berkata, "Teh Jawa lebih saya sukai daripada air yang pelurunya dipakai untuk menembaki kami. Kami yang merasakannya!"

Saat itu memang tidak sedang terjadi perang di Palestina, sehingga membuat panitia dan kita-kita kehilangan sensitifitas terhadap hal tersebut. Maafkan kami, syekh...

Di perang ini, inisiatif boikot produk-produk Israel dan produk-produk yang mendukung Israel kembali menggema.

Berbagai berita tentang pemboikotan di berbagai negeri terlihat sangat serius. Bahkan ada cara-cara yang unik dilakukan oleh muslimin di berbagai negara dalam memboikot.

Dan nyata terlihat hasilnya: https://youtu.be/C5qLB8jVutA?si=NTptOdQWWwLQ3eaK

Strabuck's terlihat kosong tempatnya di berbagai tempat dan jatuhnya harga saham. Sahamnya turun 10,8% sejak 16 November, itu artinya kerugian 13,26 Milyar US Dollar dari nilai perusahaan di pasar. Sahamnya terus turun secara konsisten. Cabangnya di beberapa negara terpaksa tutup.

Mc Donald's mengalami kerugian, di sebagian tempat penjualannya turun hingga 80% yang menyebabkan mereka terpaksa mengurangi jumlah karyawannya.

Halaman:

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x