Pulau Scotra Diduga Markas Dajjal di Negeri Yaman

- 4 September 2023, 09:32 WIB
pulau scotra
pulau scotra /

PIKIRANACEH.COM | RELIGI -  Umat Islam percaya jika Dajjal saat ini bersembunyi di sebuah tempat rahasia di muka Bumi hingga waktu kemunculannya, yang disebut sebagai salah satu tanda kiamat.

Banyak yang mempercayai jika tempat persembunyian Dajjal berada di sebuah daerah di Yaman, yaitu Pulau Socotra.


Socotra itu sendiri dipercaya menjadi tempat alien atau persembunyian Dajjal karena memiliki kisah aneh. Di antaranya kisah pohon yang menghasilkan cairan seperti darah hingga keberadaan hutan kemenyan.

Faktanya tempat ini menyimpan keindahan dan terdapat aneka jenis spesies flora dan fauna unik yang tidak bisa ditemukan di berbagai belahan dunia manapun selain di Pulau Socotra.

Pulau Socotra ini juga memiliki riwayat peperangan, hal ini terbukti dengan ditemukannya benteng Jebel Hawari. Benteng ini konon menyingkap kisah pergolakan yang berlangsung lebih dari seribu tahun.

Salah seorang arkeolog, Julian Jansen van Rensburg pernah meneliti soal benteng tersebut. Terungkap jika benteng itu diduga berasal dari abad ke-8 Masehi, menjadikannya salah satu benteng era Islam terakhir yang tersisa di pulau itu.

Socotra atau Soqatra (dalam bahasa Arab), seperti dikutip dari The National News adalah tempat pertempuran berdarah pada tahun 1507.

Perang itu terjadi antara penjajah Portugis dan para pembela yang setia kepada Syekh Mahri dari Qishn, di pantai timur Yaman, dekat Oman.

"Kronik sejarah cukup jelas. Itu adalah pertarungan berdarah dan kekerasan. Akan sangat sulit bagi Portugis untuk merebut benteng itu," kata Dr Van Rensburg, yang telah menghabiskan 20 tahun mempelajari arkeologi dan warisan Socotra.

Salah satu motif penaklukan Portugis atas Socotra adalah untuk mengontrol perdagangan masuk dan keluar dari Laut Merah.

Sebab, Pulau Socotra dulu merupakan pusat perdagangan kuno orang-orang dari Roma, Yunani, dan Mesir.

Pada masa itu para pedagang menjual obat-obatan ekslusif seperti kemenyan dan resin merah khusus yang dikenal sebagai 'darah naga' yang digunakan sebagai pewarna untuk tujuan pengobatan. Semuanya merupakan hasil ekstraksi dari berbagai tumbuhan endemik di pulau ini.

Sementara itu, penulis perjalanan asal Inggris Tim Mackintosh-Smith mengunjungi benteng Jebel Hawari pada 1999. Saat itu, dia menulis, "Sebagian besar penduduk tampaknya tidak menyadari keberadaannya dan bahwa reruntuhannya tidak menarik tetapi pemandangan Dataran Hadibu sangat indah,".


 

Editor: Mustakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah