Pemimpin Tertinggi Iran Cerdas Menyikapi Situasi

22 Mei 2024, 07:42 WIB
Pemimpin Spritual Tertinggi Iran Ayatullah Sayyid Ayatullah Agung Ali Khamenei dengan latar belakang para jenderal senior dan rudal balistik /Hamdani/

PIKIRANACEH.COM - Dilansir telegram, sebuah analisa menarik diangkat oleh Enemy Watch terkait kesepakatan Saudi-Israel ini dan kaitannya dengan insiden yang menimpa Presiden Raisi serta langkah cerdas Pemimpin Tertinggi Iran menyikapi situasi yang terjadi.

Syahid Raisi dan Abdollahian adalah rintangan dari "kesepakatan" ini sama seperti Qassim Soleimani adalah rintangan terbesar bagi "kesepakatan Abad Ini" Trump:

Bisakah kita mempertanyakan mengapa kedua pemimpin tersebut disingkirkan secara bersamaan sebagai tahap akhir dari pendekatan masalah Palestina yang melibatkan kesepakatan Saudi? 

Baca Juga: Jangan Sembarangan! Begini Hukum Islam Memandang Perkara Istri Gugat Cerai Suami

Israel, setelah kalah dalam berbagai pertempuran dan terpaksa melakukan pengeboman serta teror di Rafah dan Jabalia, tidak memiliki rencana yang koheren. 

Tindakan tiba-tiba yang dilakukan pengadilan internsional untuk menangkap para pemimpin lalim Israel adalah dorongan simbolis bagi Israel untuk menyelesaikan pertempuran melalui KESEPAKATAN LICIK ini.

Untuk menyembunyikan kekalahannya, mereka memanfaatkan Arab Saudi untuk membentuk zona penyangga di Jalur Gaza. Setelah dua minggu sejak dimulainya invasi Rafah, tiga perempat penduduk telah dievakuasi ke Al-Mawasi dan Zona Aman, jauh lebih cepat dari perkiraan.

Dengan normalisasi Saudi, mereka bertujuan untuk membangun pangkalan pasukan Arab-Eropa-Mediterania, membersihkan Jalur Gaza, dan berpotensi membubarkan pemerintahan Al Fatah di Tepi Barat yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas, yang beroperasi di bawah pengaruh Saudi dan menerapkan aturan Zio-Arab di sana. Dimana bukan hanya akan diizinkan oleh PBB tetapi juga sesuai dengan rencana mereka. Situasi ini merupakan masalah GENTING bagi Palestina dan Perlawanan.

Aliansi Mossad-CIA hampir meyakinkan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, melemahkan sentimen anti-Israel di kalangan Arab dan menciptakan perpecahan yang tidak menguntungkan siapa pun.

Namun berlanjutnya upaya AS--Israel ini tidak mungkin akan terjadi jika Sayyed Ibrahim Raisi dan Amir Abdollahian masih berkuasa. 

Musuh-musuh ini mengetahui bahwa Iran akan terguncang dengan pembunuhan-pembunuhan ini sementara juga tidak bisa mengungkapkan alasan sebenarnya dibalik pembunuhan-pembunuhan tersebut, untuk menghindari kekacauan di dalam dan di luar Iran. 

Disini Kepemimpinan Iran, di bawah Imam Khamenei, segera menangani situasi ini dengan cerdas, dengan mengumumkan pembentukan pemerintahan baru, yang membutuhkan keberanian sangat besar.

Jika hal ini ditunda dan Iran terlibat dalam penyelidikan, maka hal ini dapat menimbulkan kerusakan serius pada sistem Iran. Setiap hari, ratusan penjahat dipekerjakan musuh di berbagai wilayah Iran untuk menciptakan kerusuhan. 

Mereka tahu bahwa masyarakat Iran nantinya tidak bisa menghindari saling menyalahkan, dan provokasi akan menyebabkan keresahan antara rezim Iran dan masyarakat. 

Masyarakat, yang peka terhadap gagasan balas dendam, memandangnya sebagai hak mereka, terutama mengingat reaksi mereka ketika seorang diplomat terbunuh di Suriah. Kali ini, yang ditarget bukan hanya diplomat atau komandan, melainkan presiden negara, menteri luar negeri, dan lainnya.

Kepemimpinan yang Kuat

Salut kepada kepemimpinan yang kuat, yang kesabaran serta langkah tegasnya yang telah menyelamatkan bangsa Iran sejak hari pertama.​ Jika situasinya ditangani seperti masalah Qasim Soleimani, diperkirakan akan terjadi perselisihan di Iran.

Jika benar, maka musuh-musuh tersebut menghilangkan hambatan utama dalam perjanjian normalisasi Saudi, serupa dengan ketika mereka menyingkirkan Qasim Soleimani untuk membuka jalan bagi KESEPAKATAN ABAD INI Trump.

Harus diakui bahwa Iran telah memberikan segalanya untuk perjuangan Palestina, mengorbankan komandan paling seniornya, presidennya, dan menteri luar negerinya. Hal ini patut dihormati dan dikagumi, dan orang tidak boleh berpikir buruk tentangnya.

Bagaimanapun, kesepakatan (Saudi-Israel) ini akan gagal. Darah para martir tidak akan membiarkan hal itu berhasil. Arab Saudi, kini siap menghadapi nasibnya, dan tahun-tahun mendatang bukanlah pertanda baik bagi rezim Saudi saat ini.

Mereka berpikir dan membuat rencana, namun hal itu tidak akanpernah ada di tangan mereka. 

Iran dan seluruh poros perlawanan akan membakar apa yang disebut zona aliansi ini, dan Arab Saudi tidak akan selamat dari kobaran api tersebut. Jika mereka yakin bahwa menyingkirkan dua pemimpin tertinggi akan menyelamatkan ras mereka yang terpuruk, maka mereka salah besar.

Kepemimpinan Iran telah menunjuk presiden yang sedang menjabat untuk menyelenggarakan pemilu baru, dan pakar revolusioner garis keras Bagher Kani akan mencalonkan diri sebagai Menlu. 

Dewan akan memeriksa dan mendiskualifikasi berdasarkan kualifikasi mereka, memastikan bahwa presiden baru akan memimpin negara tersebut selama empat tahun dan melawan skema Israel-Saudi-AS.

Editor: Hamdani

Tags

Terkini

Terpopuler