Khutbah Jumat di Masjid Babul Maghfirah, Dr Tgk Syukri Yusuf Lc MA: Palestina Adalah Guru

- 1 Maret 2024, 22:42 WIB
Dr Tgk Syukri Yusuf Lc MA, Khatib Jumat di Masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjong Seulamat
Dr Tgk Syukri Yusuf Lc MA, Khatib Jumat di Masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjong Seulamat /Hamdani/Wirzaini/

PIKIRANACEH.COM - Sekitar sepuluh hari lagi kita akan memasuki bulan ramadhan. Bulan agung yang selalu dinantikan setiap muslim. 

Bahkan diajarkan oleh Rasulullah untuk membaca sebuah doa tatkala sejak berada di bulan Rajab agar kita dipertemukan dengan ramadhan.

Baca Juga: Tiga Tips Hidup Bahagia Dalam Islam

Sebagai khatib shalat jumat di Masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjong, Jumat (01/03/2024), Dr Tgk Syukri Yusuf, Lc.,MA dalam pesan khutbahnya secara eksplisit menyebut agar umat Islam perlu merisaukan situasi di Palestina yang saat ini semakin mengerikan.

"Korban yang berjatuhan akibat serangan Israel sudah mencapai angka 40.000 ribu jiwa yang meninggal dan lebih dari 50.000 orang terluka dan cacat, dan sebanyak 70 persen korban adalah anak-anak," ucap Tgk Syukri Yusuf.

Dia mengatakan pembantaian rakyat Gaza Palestina sangat mengerikan, mulai dari Gaza utara, pengungsi diserang oleh Israel, kemudian mereka diminta pindah ke kota Gaza jika ingin aman, namun pengungsi Gaza tetap diserang, lalu diminta pindah lagi ke Kota Khan Younis, kota lainnya, tetapi serangan pembantaian tak berhenti.

Dan sekarang pengungsi yang jumlahnya lebih dari 2 juta orang berada di kota Rafah, daerah perbatasan antara Mesir, Palestina dan Gaza. Kota yang belum hancur, tetapi mulai diserang juga oleh Israel. 'Diserang berhenti, diserang berhenti." Tidak ada tempat yang aman, nyaman, di Gaza.

"Ini adalah kota terakhir kami, setelah ini maka kami akan mengungsi ke Syurga, begitu kata rakyat Gaza," tambah Tgk Syukri.

Bagaimanakah pula jika memasuki bulan ramadhan sebentar lagi. Dimana mereka nanti sahur, berbuka puasa, melakukan shalat tarawih, beribadah dengan aman dan nyaman seperti kita di sini. 

Kita sebagai saudara muslim seiman mestinya merisaukan keadaan mereka di Palestina.

Karena setiap muslim pasti akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban kelak oleh SWT.

Masalah Palestina bukanlah masalah mereka, akan tetapi seluruh umat Islam harus mencurahkan perhatiannya terhadap Palestina. Palestina adalah soal keimanan.

Baca Juga: Dibutuhkan Percepatan Pembumian Hukum Islam

Jika kita tidak memperdulikan dan tidak membantu mereka sebagai saudara muslim, maka kita belum beriman. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw;

“Tidak beriman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai untuk dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim).

Di Palestina terdapat satu tempat yang disebut Al-Quds, merupakan tanah suci ketiga, setelah Makkah dan Madinah.

Di tempat itu terdapat Masjidilaqsa yang sama mulianya dengan Masjidilharam. Kedua masjid ini merupakan satu paket yang diberkahi oleh Allah SWT. Orang berbondong-bondong datang ke sana

Tidak ada nama masjid apapun yang dituliskan dalam Alquran melainkan hanya dua masjid itu saja. Yakni Masjidilharam dan Masjidilaqsa.

Allah SWT berfirman, "Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya)..."

Firman Allah di atas membuktikan bahwa Palestina adalah tanah yang diberkati, diberkahi. 

Di Palestina terdapat makam-makam para Nabi, sebanyak 11 nabi yang tinggal di Palestina, Nabi Ibrahim di Kota Hebron, Nabi Yakub, Nabi Isa lahir di Kota Bethlehem, 

dan Rasulullah Saw disinggahi oleh Allah di Masjidil Aqsha sebelum dinaikkan ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat. Maka 12 nabi menginjak tanah Palestina. Bahkan imam kita Imam Syafi'i Ra lahir di Gaza.

"Jika orang yang termulia di dunia dan akhirat didatangkan oleh Allah SWT ke satu tempat, maka melainkan tempat tersebut merupakan juga tempat yang paling, itulah Palestina yang telah diberkati jamaah yang mulia,"

Baca Juga: Rihlah Dakwah Habib Achmad Gozali Assegaf Sambut Ramadan Bersama BKM Babul Maghfirah

Oleh karena itu kaum muslimin, "kita harus membantu mereka dengan apapun yang kita bisa, semampu kita. Membantu dengan uang, harta, dan paling kurang adalah kita berdoa untuk saudara kita di Gaza,"

Palestina adalah guru. Mereka mengajarkan kepada kita tentang kesabaran, keteguhan, dan kesyukuran.

Jika diberikan nikmat, harta dan rezeki yang banyak mungkin mudah mengatakan syukur. 

Tetapi rakyat Palestina yang dibantai, mereka kehilangan anak, suami, istri, dan seluruh anggota keluarga dibunuh, namun mereka masih bisa mengucapkan syukur, "Alhamdulillah ya Allah Engkau telah memuliakan kami,"

Maka kita bisa belajar dari Palestina tentang bersyukur, dan Palestina adalah guru.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, Kita malu dengan seorang tentara angkatan udara Amerika yang menyiram bensin ke seluruh tubuh lalu membakar dirinya, sebagai protes keras terhadap apa yang terjadi di Palestina.

Walaupun tidak boleh melakukan aksi yang seperti itu.

Dalam keadaan tubuh yang terbakar ia meneriakkan "bebaskan Palestina, bebaskan Palestina,"

Kita juga malu dengan Presiden Brazil yang secara langsung menyatakan dukungan terhadap Palestina dan menentang apa yang dilakukan oleh Israel yang melancarkan genosida.

Kita juga malu dengan Afrika Selatan yang meminta Netanyahu di seret ke pengadilan Kriminal Internasional sebagai penjahat perang.

Kita pun malu dengan Spanyol yang mendukung penuh Palestina yang berbeda dengan negara Eropa lainnya.

Sementara kita sebagai muslim yang seiman dengan mereka tidak berbuat lebih banyak untuk menolong saudara-saudara kita. Bahkan pemimpin Islam beberapa negara justru membantu menyuplai bahan makanan ke Israel.

Mesir yang sebelumnya membuat perbatasan dengan Palestina masih bisa tembus pandang. Meskipun badan terkurung seperti dalam penjara, namun mata masih bisa memandang keluar. Tetapi kini Mesir menambahkan pembangunan pembatasan tersebut dengan tembok yang sama sekali tidak dapat dilihat keluar oleh pengungsi Gaza.

Yaman yang mencoba melakukan sabotase di Laut Merah untuk menghalau kapal-kapal yang membawa makanan ke Israel, namun beberapa negara malah membangun jembatan darat untuk mengirimkan barang ke Israel.

Maka marilah kita ambil kepedulian terhadap bencana kemanusiaan yang terjadi di Palestina, paling tidak kita dapat berdoa untuk mereka.***

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah