Panduan Membaca Gaza (bagian kelima): Jangan Sok Tahu dan Sok Bijak!

- 20 November 2023, 11:55 WIB
Pasukan Mujahidin Brigade Al Qassam Hamas Palestina
Pasukan Mujahidin Brigade Al Qassam Hamas Palestina /Hamdani/

Ketika mereka sampai pada titik lelah berperang, diplomasi akan bisa ditulis bersama secara lebih berimbang. Sebab diplomasi hanyalah NARASI DI ATAS KERTAS untuk REALITA DI LAPANGAN.

Seperti rangkaian kata yang disusun wartawan lalu dituangkan di lembaran berita untuk menggambarkan kejadian nyata yang ia lihat di lapangan. 

Oleh sebab itu, cara yang bijak dalam mencapai hasil adalah ciptakan dulu realita sesuai yang kita inginkan, barulah dituangkan dalam lembar diplomasi.

Dengan kata lain, perang dulu, baru diplomasi menyusul. Jangan diplomasi berulang sampai bosan tapi tak pernah perang. Sebab diplomasi hanyalah alat untuk mengikat hasil yang menjadi realita di lapangan. 

Kesimpulannya, perang adalah alat yang efektif untuk menghentikan kaum kafir dan zalim, seperti Israel itu. Mereka tak pernah mau mengindahkan diplomasi.

Baca Juga: Israel Mengakui Telah Membunuh Warganya Sendiri Pada Serangan 7 Oktober

Dengan demikian, rekomendasi Allah agar orang beriman memakai perang sebagai cara meraih hasil, merupakan rekomendasi yang bijaksana dan melalui perhitungan matang. 

Keempat, sisi cara. Perang itu cara yang bijaksana, jika dibanding membunuh. Perang itu bukan untuk mencabut nyawa manusia, tapi sekedar mencerabut kekuatan yang ada di tangannya. Jika tangannya bersikeras tak mau melepaskan kekuatan itu, terpaksa dibunuh.

Beda dengan pembunuhan. Sejak berangkat niatnya mencabut nyawa. Orang zaman sekarang menyebutnya dengan kejahatan kemanusiaan.

Sedangkan perang, asal dilakukan dengan adab dan akhlaq Islam, tidak bisa digolongkan dalam kejahatan terhadap kemanusiaan. 

Halaman:

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah