Perang Gaza adalah Bisnis Besar Kolonial

- 21 November 2023, 17:40 WIB
Ladang Minyak dan Gas (Foto Ilustrasi)
Ladang Minyak dan Gas (Foto Ilustrasi) /Hamdani/

Pada Mei 2002, Perdana Menteri Inggris Tony Blair terlibat dan Sharon setuju untuk merundingkan perjanjian pasokan tahunan sebesar 0,05 triliun kaki kubik gas Palestina untuk jangka waktu 10 hingga 15 tahun.

Namun, dia berubah pikiran pada tahun 2003, menyatakan bahwa dana tersebut dapat digunakan untuk mendukung terorisme.

Pemerintahan Ehud Olmert, didorong oleh PM baru, setuju untuk membuka kembali perundingan dengan BGG pada bulan April 2007.

Mulai tahun 2009, Israel akan membeli 0,05 triliun kaki kubik gas Palestina seharga $4 miliar per tahun, sehingga menciptakan suasana yang mendukung perdamaian.

Namun, pertempuran Gaza tahun 2007 di mana Hamas menguasai wilayah tersebut sekali lagi mengubah perjanjian tersebut.

Hamas ingin meningkatkan 10% bagian asli Palestina dalam kesepakatan BGG.

Tim perunding Israel dibentuk oleh pemerintah Israel untuk merumuskan perjanjian dengan BGG, tanpa melibatkan pemerintah Palestina dan PNA, sehingga secara efektif membatalkan kontrak yang ditandatangani pada tahun 1999 antara BGG dan PNA.

Namun, pada bulan Desember 2007, BGG menarik diri dari negosiasi dengan pemerintah Israel.

Pada bulan Juni 2008, pemerintah Israel kembali menghubungi BGG untuk segera merundingkan kembali kesepakatan tersebut.

Laporan PBB menyatakan: “Keputusan untuk mempercepat perundingan dengan BGG bertepatan, secara kronologis, dengan perencanaan operasi militer Israel di Gaza, ketika menjadi jelas bahwa Pemerintah Israel ingin mencapai kesepakatan dengan BGG sebelum operasi militer dilaksanakan.”

Halaman:

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah