Israel Kacau dan Panik

- 6 Januari 2024, 09:00 WIB
Budi Ashari
Budi Ashari /

Dalam setiap perang, ada fase yang harus diakui berupa kemungkinan hilangnya kekuatan. Anda tahu mengapa, dikarenakan musuh telah mengetahui siapa anda.

Ada masalah legalitas, ada kemungkinan terjadinya bencana. Dan bisa kita katakan bahwa kita ini mendapatkan bencana di setiap peperangan kita."

Baca Juga: Israel Pelaku Genosida Terbesar Abad Ini

Seorang peneliti Israel berkata: "Mari kita bandingkan dengan Jenin. Berapa waktu yang diperlukan untuk menyerang kamp para pengungsi di Jenin. Saya katakan: perlu bertahun-tahun, apakah berhasil: Tidak. Karena setiap kali bangsa (Palestina) ini dihancurkan, dia membesar lagi."

Media-media Israel juga mengakui keunggulan Hamas dan para jenderalnya sudah mengakui kegagalan mereka.

Salah seorang profesor di Tel Aviv University berkata: "Kita harus sangat berhati-hati setelah bumi hangus ini. Semua yang terlibat dalam perang 7 Oktober ini, langsung ataupun tidak langsung, harus tahu bahwa darah mereka halal."

Kemudian dia membahas tentang Syekh Shaleh Al Aruri: Dia praktisi sekaligus otaknya. Dia bukan orang Gaza tetapi orang Tepi Barat. Dia lahir di Arurah, mendapatkan pendidikan Islam dari rumah, belajar syariat Islam dan bergabung dengan Ikhawanul Muslimin.

Tetapi selama keberadaannya di penjara Israel, dia mempelajari keadaan politik Israel dan memahaminya. Kita harus menyadari itu. Dia adalah orangnya As Sinwar. Dia memimpin proyek besar pendirian Hamas di Tepi Barat."

Penulis buku Israel tentang Kamus Hamas mengungkap: "Sampai detik ini tidak terlihat tanda-tanda kekalahan atau mundurnya (Hamas). Hamas senang sekali bahwa mereka solid dalam satu barisan.

Mereka berkata bahwa mereka tidak mau membahas tentang pertukaran tawanan sampai penghentian perang secara keseluruhan. Kita juga tidak tahu di mana keberadaan Sinwar. Ada dugaan di ada di Khan Yunis.

Halaman:

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah