Presiden Kami

- 11 Januari 2024, 08:42 WIB
Budi Ashari
Budi Ashari /

Tatapan matanya tajam. Pembicaraan dengan struktur runtut. Tak ada getar dan ragu sedikit pun. Kepedulian tanpa basa-basi. Pengorbanan yang tak hanya ada di retorika. Wajah yang menyatukan antara kelembutan, ketenangan dan ketegasan.  Kemarahan yang tidak merusak persaudaraan. 

Singa kepemimpinan. Lawan yang melihat akan tertunduk, kawan yang mendengar akan semakin cinta. Tak kecewa yang memberinya kepercayaan, tak rugi yang menitipkan ketaatan. 

Dan Al Quran adalah kosa katanya. Tak terpisah di aliran darah dan hembusan nafasnya. Sentuhan tadabburnya menandakan ia tak terpisah dari wahyu Robbnya.

Ismail Haniyya حفظه الله تعالى ورعاه رعاية الشهداء والصالحين, mujahid siyasi asli Gaza. 

Menjadi perdana menteri Palestina tahun 2006 setelah Hamas menang secara telak dalam pemilu yang diadakan. Tapi diturunkan oleh kaum munafikin. Lulusan sastra Arab Universitas Islam Gaza itu kini menjadi kepala biro politik Hamas setelah dipilih tahun 2017. 

Di usianya sekarang tepat 60 tahun, Ismail Haniyya adalah orang yang masih terus konsisten di jalan jihad dan dakwah.

Persatuan dunia ulama muslimin mengadakan pertemuan tanggal 6-11 Januari tahun ini merespon keadaan yang tengah terjadi di Gaza dengan tema: Badai Al Aqsha dan peran umat. 

Dengan semboyan: Kita tegakkan agama kita, kita bangkit bersama umat kita dan kita bela tempat-tempat suci kita.

Di antara pembicara utama di pertemuan itu adalah DR. Ismail Haniyya. Dalam tayangan Al Jazeera TV orasi Ismail Haniyya berdurasi 40 menit.

Halaman:

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x