100 Hari di Gaza

- 16 Januari 2024, 21:58 WIB
Budi Ashari
Budi Ashari /

Disebutkan pelakunya adalah dua anak muda Palestina dari Kota Khalil. Yang membuat pihak tentara pusing adalah, bagaimana dua orang Palestina bisa masuk ke wilayah Israel yang sudah ditutup sama sekali sejak perang mulai.

Media-media Israel sudah pesimis dengan tindakan negaranya. Netanyahu yang mengumumkan permintaan kenaikan anggaran perang, yang di duga oleh media Israel tidak akan disetujui. 

Haaratez menulis bahwa perang ini Israel tidak mendapatkan hasil apa pun. Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa Nentanyahu memperpanjang perang hanya untuk kepentingan pribadinya. 

Media Maariv juga menayangkan kalimat seorang tentara di pasukan udara yang baru pulang perang yang menjelaskan kesalahan anggapan bahwa penyerbuan dari udara bisa memenangkan pertempuran. 

Begitupun Walla memberitakan tentang kesabaran Presiden Biden yang mulai habis setelah 100 hari perang dan keadaan akan berubah menjadi petaka.

Di konferensi persnya, Netanyahu kembali menyitir ayat dalam kitab sucinya. Dan ini bukan kali pertamanya.  

"Tinggallah di negeri yang aku berikan kepada Ya'qub, tinggallah dengan aman, bangunlah rumah-rumah dan tanamlah pohon-pohon anggur," 

Dengan itu dia berhalusinasi dapat menggiring masyarakat untuk mendukung dirinya.

Tapi ada yang paling menarik...

Hal yang paling menarik dari semua ini adalah, 100 hari di mata Abu Ubaidah. Kemunculan dengan suara dan gambarnya untuk kali pertama setelah 23 November, justru banyak mengajari kita ilmu syariat.

Halaman:

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah