PIKIRANACEH COM - PJ Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto mengatakan prevelensi stunting di Aceh Besar pada tahun 2022 turun turun sebesar 5,4 persen pada tahun 2022 yakni dari 32,4 persen 2021 menjadi 27 persen.
Data ini sesuai dengan laporan dari studi status gizi Indonesia (SSGI) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Ini merupakan sebuah capaian yang sangat bagus oleh seorang Muhammad Iswanto, meski hanya penjabat namun dengan dukungan SKPD dan seluruh stakeholder, angka stunting di Aceh Besar bisa ditekan.
Baca Juga: Berdasarkan IPM, Ini Lima Daerah Terpintar di Aceh
Meskipun demikian, "kerja keras belum berakhir, kendati terjadi penurunan tetapi prevalensi stunting di daerah kita masih tinggi," kata Fahmi SE, Tokoh masyarakat Gampong Tanjung Selamat.
Sebuah artikel yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI edisi Februari 2023 menyebutkan, stunting itu dapat dianalogikan seperti kanker yang ada stadiumnya. Demikian digambarkan dalam tulisan tersebut.
Bila sudah terjadi stunting dan terlambat penanganan apalagi jika kanker sudah berada di stadium 4, maka kemungkinan untuk sembuh susah sekali. Rata-rata kemungkinan hanya 5% yang dapat disembuhkan.
Namun, kalau benar-benar dedikasi untuk mengurusi dan melakukan perawatan secara intensif di rumah sakit, paling tinggi 20% yang dapat disembuhkan.
Fase penanganan stunting
Berdasarkan sebuah literatur dari jurnal ilmiah tentang kesehatan merilis bahwa fase penanganan stunting ada tiga tahap yang harus diketahui yaitu ; fase pra nikah, fase kehamilan, masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan dan masa pertumbuhan.