Mengapa Bangsa Kurdi Diperangi?

- 26 Desember 2023, 10:30 WIB
Foto anak Kurdi (Ilustrasi)
Foto anak Kurdi (Ilustrasi) /Hamdani/

Serangan besar-besaran secara militer terhadap komunitas Kurdi terjadi di Turki, Irak, dan Iran. Pada saat tertentu ketiga negara tersebut menjalin kerjasama untuk menekan Kurdi dengan dalih memerangi kelompok teroris.

Kehidupan bangsa Kurdi terpencar di antara negara Turki, Suriah, Iran, dan Irak. Mereka sudah lama hidup sengsara dan terlunta-lunta di bawah rezim politik non-Kurdi (Arab, Persia, Turki, dan lain sebagainya). Etnik Kurdi umumnya Muslim Sunni seperti muslim Indonesia.

Kini, sekitar 30 juta warga Kurdi tinggal di daerah-daerah pegunungan di Turki, Suriah, Irak, dan Iran.

Bangsa Kurdi sempat mengecap masa keemasan dalam sejarah mereka. Mereka memiliki seorang tokoh pejuang dan pemimpin yang luar biasa seperti Shalahuddin Al Ayyubi (Kurdistan Irak), ia dikenal sebagai pendiri Dinasti Ayyubiyah, yang kekuasaannya meliputi Mesir, Suriah, Mekkah, Madinah, sebagian Yaman, Irak, dan Palestina.

Ada juga seorang ilmuwan paling masyhur seperti Ibnu Taimiyah yang karyanya masih menjadi rujukan para pencari ilmu hingga saat ini.

Menurut Council on Foreign Relations, 14,7 juta warga Kurdi berada di Turki, 8,1 juta orang lainnya di Iran, 5,5 juta orang di Irak, dan 1,7 juta orang mendiami Suriah. (antara news, 03 Oktober 2023)

Bangsa Kurdi memiliki beberapa suku di dalamnya. Salah satu suku yang sangat dikenal di kalangan muslim Indonesia adalah suku Barzanji. Suku ini berada di kawasan Sulaimaniyah di kawasan Irak Kurdistan.

Di Indonesia sendiri ulama-ulama Kurdi sangat populer seperti Shaikh Ibrahim al-Kurani yang menjadi guru sejumlah ulama Nusantara terkemuka seperti Syaikh Abdul Rauf al-Sinkili (Aceh) dan Syaikh Yusuf Makasar.

Bahkan Kitab Maulid al-Barzanji atau Barzanji yang kerap dilantunkan setiap malam Jum'at di masjid-masjid terutama di bulan Maulud (di Aceh: mulai bulan rabiul awal-jumadil akhir) itu ditulis oleh seorang ulama Kurdi bernama Syaikh Ja'far bin Husan al-Barzanji.

Kitab yang judul aslinya Iqd al-Jauhar fi Maulid al-Nabi al-Azhar yang berisi puji-pujian terhadap Nabi Muhammad itu telah disyarah oleh berbagai ulama terkemuka termasuk Syaikh Ja'far bin Ismail al-Barzanji (mufti mazhab Syafii di Medina di abad ke-19), Syaikh Muhammad Ulaysh (mufti mazhab Maliki di Kairo di abad ke-19), dan Syaikh Nawawi al-Bantani (ulama Banten yang menetap di Makkah yang wafat tahun 1898).

Halaman:

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah