Ramadhan Telah Pergi, Namun Ada Orang yang Dosanya Tidak Diampuni, Apakah Termasuk Kita?

- 16 April 2024, 09:48 WIB
Menjelang Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1445 H di Masjid Babul Maghfirah
Menjelang Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1445 H di Masjid Babul Maghfirah /Hamdani/Wirzaini/

PIKIRANACEH.COM - Tamu agung yang Allah datangkan kepada umat Baginda Rasulullah Saw yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang penuh dengan keistimewaan. Namun kini ia telah pergi meninggalkan kita.

Sebagaimana kehadirannya yang demikian cepat, begitupun ketika ia akan pergi. Ramadhan berlalu pula dengan demikian cepatnya. 

Baca Juga: Ini Nama-nama Calon Bupati/Wali Kota dari Partai Aceh Pada Pilkada 2024

Sungguh, kita merasa belum berbuat lebih banyak kebajikan di dalam bulan agung ini. Sementara pahala yang Allah sediakan begitu banyak dan berlipat ganda.

Meski baru saja kita mencoba untuk beramal dengan amal terbaik, namun sang tamu agung keburu segera pamit, ia akan kembali kepada sang khalik.

Puasa Ramadhan menghapuskan dosa sholat malam di bulan Ramadhan menghapuskan dosa, sedekah menghapuskan dosa, sholat pada malam lailatul qadar menghapuskan dosa. 

Bahkan zakat fitrah pun untuk menyucikan orang yang berpuasa.

Nabi beliau bersabda,

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

Artinya: "Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni" (HR. Ahmad).

Kemudian juga Rasulullah bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: "Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat" (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: "Barangsiapa melaksanakan sholat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka dia diampuni semua dosanya yang telah lewat" (HR. Muslim).

Di samping itu, Rasulullah bersabda,

أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ

Artinya: "Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai. Bersedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api. Dan sholat seseorang di kegelapan malam … (HR. Tirmidzi).

Baca Juga: Iron Dome Israel Tak Berkutik Hadapi Rudal Hipersonik Iran

Meskipun pintu-pintu keampunan Allah buka selebar-lebarnya dan semua dosa hamba diampuni. Tetapi ternyata ada pula mereka yang merugi karena di bulan yang mulia ini justru tergolong pada kelompok orang-orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah. Siapakah mereka?

Orang yang suka minum Khamr.

Pagi minum khamr, siang minum khamr, malam minum kamr. Meskipun dia bersedekah dosanya tidak akan diampuni, kecuali ia bertobat. Kalau ada saudara atau teman semacam itu, bujuklah supaya kembali ke jalan yang benar sehingga ia mendapat berkah dan ampunan di bulan Ramadhan.

Orang yang Durhaka kepada Orang Tuanya.

Sebelum masuk bulan Ramadhan kita biasanya sungkeman. Apabila orangtua kita telah tiada, maka ziarahilah kuburnya. Jangan sampai kita durhaka kepada orangtua. Apakah itu perbuatan syirik? Jelas tidak, syirik itu mengambil suatu benda dan dijadikan seperti Tuhan.

Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari berziarah kubur, maka sekarang ziarahilah kubur, sesungguhnya pada ziarah kubur itu ada pelajaran (bagi yang hidup)." (HR Ahmad). Jadi, kalau ada orang ziarah kubur itu disunnahkan. Kemudian minta maaf sama orang yang hidup sebelum masuk bulan Ramadhan.

Orang yang Memutus Tali Silaturrahim.

Yang dimaksud memutus tali silaturrahim bukan menjauhi pertemanan, tetapi memutuskan hubungan persaudaraan. Allah dan Rasul-Nya membenci permusuhan. Namun perlu dipahami, kalau menjauhi teman yang buruk atau gemar bermaksiat itu tidak disebut memutuskan silaturrahim.

Orang yang Dengki Terhadap Orang Beriman.

Dulu ada sahabat Nabi yang ibadahnya biasa saja, tapi kata Rasulullah SAW dia adalah ahli surga. Ketika sahabat Nabi ikut ke rumah ahli surga itu ibadahnya biasa aja. Ternyata kemuliaannya adalah tidak pernah menyimpan perasaan dengki sedikitpun terhadap orang lain.

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah