PIKIRANACEH.COM - Dilansir telegram, sebuah analisa menarik diangkat oleh Enemy Watch terkait kesepakatan Saudi-Israel ini dan kaitannya dengan insiden yang menimpa Presiden Raisi serta langkah cerdas Pemimpin Tertinggi Iran menyikapi situasi yang terjadi.
Syahid Raisi dan Abdollahian adalah rintangan dari "kesepakatan" ini sama seperti Qassim Soleimani adalah rintangan terbesar bagi "kesepakatan Abad Ini" Trump:
Bisakah kita mempertanyakan mengapa kedua pemimpin tersebut disingkirkan secara bersamaan sebagai tahap akhir dari pendekatan masalah Palestina yang melibatkan kesepakatan Saudi?
Baca Juga: Jangan Sembarangan! Begini Hukum Islam Memandang Perkara Istri Gugat Cerai Suami
Israel, setelah kalah dalam berbagai pertempuran dan terpaksa melakukan pengeboman serta teror di Rafah dan Jabalia, tidak memiliki rencana yang koheren.
Tindakan tiba-tiba yang dilakukan pengadilan internsional untuk menangkap para pemimpin lalim Israel adalah dorongan simbolis bagi Israel untuk menyelesaikan pertempuran melalui KESEPAKATAN LICIK ini.
Untuk menyembunyikan kekalahannya, mereka memanfaatkan Arab Saudi untuk membentuk zona penyangga di Jalur Gaza. Setelah dua minggu sejak dimulainya invasi Rafah, tiga perempat penduduk telah dievakuasi ke Al-Mawasi dan Zona Aman, jauh lebih cepat dari perkiraan.
Dengan normalisasi Saudi, mereka bertujuan untuk membangun pangkalan pasukan Arab-Eropa-Mediterania, membersihkan Jalur Gaza, dan berpotensi membubarkan pemerintahan Al Fatah di Tepi Barat yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas, yang beroperasi di bawah pengaruh Saudi dan menerapkan aturan Zio-Arab di sana. Dimana bukan hanya akan diizinkan oleh PBB tetapi juga sesuai dengan rencana mereka. Situasi ini merupakan masalah GENTING bagi Palestina dan Perlawanan.