Perdamaian Terancam Gagal, 2 Negara Asia di Ambang Perang

12 Mei 2023, 01:11 WIB
Foto: Seorang prajurit Armenia menembakkan meriam ke arah Azerbaijan di Republik Nagorno-Karabakh, Azerbaijan, Selasa, 29 September 2020. (Sipan Gyulumyan/Armenian Defense Ministry Press Service/PAN Photo via AP) /


PIKIRANACEH.COM - 
Terjadi baku tembak di daerah perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan, yang menyebabkan meningkatnya ketegangan hubungan antara kedua negara, Kamis (11/5/2023).

Azerbaijan mengklaim bahwa salah satu tentaranya tewas dalam insiden tersebut.

Dilansir Reuters, bentrokan ini terjadi saat dua rival di Kaukasus Selatan itu sedang terlibat dalam pembicaraan diplomatik yang intensif, dengan tujuan menghindari konflik berkepanjangan mengenai wilayah Nagorno-Karabakh yang menjadi sumber perselisihan selama bertahun-tahun.

Meskipun daerah tersebut secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi mayoritas penduduknya adalah etnis Armenia.

Dalam tindakan yang dianggap sebagai "pelanggaran berat" terhadap perjanjian gencatan senjata 2020 yang ditengahi oleh Rusia, baku bulan lalu memasang pos pemeriksaan di awal Koridor Lachin.

Koridor ini merupakan satu-satunya rute jalan yang menghubungkan Armenia dengan Karabakh.

Dalam bentrokan Kamis yang merupakan kejadian terbaru dari serangkaian gejolak perbatasan, kedua belah pihak mengklaim bahwa mereka bertindak dalam pembelaan diri dan saling menyalahkan satu sama lain atas serangan pertama.

Baca Juga: Dahsyat !! Saudi Bakal Eksekusi Mati 3 Pria Tolak Proyek The Line MbS

Azerbaijan mengatakan bahwa pasukan Armenia melakukan "provokasi yang disengaja" dan menewaskan seorang tentara Azerbaijan.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Armenia melaporkan bahwa empat tentara mereka terluka setelah serangan dari Azerbaijan terhadap posisi mereka dekat desa Sotk di perbatasan bersama.

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, menyatakan bahwa insiden tersebut adalah upaya Azerbaijan untuk mengganggu kesepakatan damai yang sedang berlangsung antara kedua belah pihak.

Pada awal Mei, para menteri luar negeri dari kedua negara bertemu di Washington untuk menjalani empat hari pembicaraan, namun tidak ada terobosan yang dicapai.

Selanjutnya, Pashinyan dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, di Brussels pada tanggal 14 Mei dalam pembicaraan yang ditengahi oleh Uni Eropa, dengan tujuan meredakan ketegangan.

Bentrokan terbaru juga dianggap sebagai ujian terhadap kemampuan Rusia dalam mempengaruhi peristiwa di Kaukasus Selatan.

Rusia merupakan sekutu resmi Armenia melalui perjanjian pertahanan bersama, namun juga berupaya menjaga hubungan baik dengan Baku.

Pemerintah Moskow menyatakan bahwa perjanjian perdamaian yang ditengahi pada tahun 2020, yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama enam minggu dan menewaskan ribuan orang, adalah satu-satunya dasar untuk solusi jangka panjang. ***

 

Editor: Teuku Ikhwana

Tags

Terkini

Terpopuler