Dia kemudian diasingkan selama 3,5 tahun di ratenpao, Tanah Toraja. Mappanyukki wafat tahun 1967 di Jongaya.
Makamnya berada di pemakaman raja-raja Gowa atau Bone lazimya, tetapi oleh pemerintah diletakkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang Makassar dengan upacara kenegaraan.
Kepribadian dan integritasnya sebagai pejuang yang pantang menyerah kepada Belanda menjadi suri teladan bagi putra-putra beliau untuk turut berjuang.
Hal ini diteladani Andi Pangerang Petta Rani dan Andi Abdullah Bau Massepe yang dikenal uga sebagai pejuang kemerdekaan berasal dari Sulawesi Selatan.