Apabila tidak dipasang sparing, maka limbah hasil produksi pengelolaan minyak kelapa sawit itu terus mengalir sungai. Hal tersebut akan mengancam kesehatan masyarakat. “Dan perusahaan jangan hanya memikirkan hasil produksinya saja tapi tidak memikirkan kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, dengan beralasan harga alat sparing mahal, itu sudah menjadi risiko perusahaan,” ujar Ajie.
Sementara itu, HRD PT. Tri Agro Palma Tamiang, Fitri yang dikonfirmasi Wartawan, Selasa (24/4/2024) via seluler mengaku perusahaan PKS PT Tri Agro Palma Tamiang belum memasang sparing.
“Saat ini, kami sedang melakukan pemagaran dan pengamanan di lokasi yang akan di pasang sparing. Kalau tidak dilakukan pemagaran takutnya alat sparing yang dipasang akan hilang atau dicuri,” ujarnya. ***