DKP Aceh Meminta PLN Prioritaskan Industri Perikanan

- 6 Juni 2024, 15:54 WIB
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Aliman, S.Pi.,M.Si bersama Tim KKP saat Meninjau Pabrik Ikan/Cold Storage di Kawasan Industri PPS Kutaraja Lampulo, Banda Aceh
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Aliman, S.Pi.,M.Si bersama Tim KKP saat Meninjau Pabrik Ikan/Cold Storage di Kawasan Industri PPS Kutaraja Lampulo, Banda Aceh /Hamdani/Foto: Dok Humas Setda Aceh/

PIKIRANACEH.COM - Pemadaman aliran listrik yang dilakukan oleh perusahaan PT PLN di sebagian Sumatera dan Aceh sejak kemarin menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat, terlebih para pelaku usaha UMKM. Akibatnya tidak sedikit warga yang merasa kesal dan dirugikan.

Kebijakan perusahaan milik negara tersebut melakukan pemadaman aliran listrik ternyata ikut menimbulkan dampak yang besar terhadap operasional sejumlah pabrik ikan di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja Lampulo, Banda Aceh dan Industri Perikanan lainnya seperti usaha Budidaya Udang Vanamei.

Baca Juga: Pelaku UMKM DI Aceh Minim Manfaatkan Teknologi, iIni Dampaknya

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Aliman, S.Pi.,M.Si kepada Jurnalis PIKIRAN ACEH, (Kamis, 06/06/2024) mengatakan, para pengusaha pabrik ikan/pengelola cold storage di kawasan PPS Kutaraja dan begitu pula para pembudidaya udang Vanamei baik pola budidaya intensif maupun semi intensif mengeluhkan kondisi listrik yang tidak stabil dan pemadaman yang sangat lama.

Mencermati situasi yang berkembang tersebut, Aliman telah berkomunikasi dan membangun koordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh untuk mencari solusi, termasuk meminta PT PLN untuk memberikan perhatian dan prioritas, tidak saja pada industri yang beroperasi di kawasan PPS Kutaraja, juga sentra-sentra budidaya perikanan terutama komoditas udang Vanamei.

Aliman menilai, industri budidaya udang Vanamei termasuk yang paling rentan (sangat berisiko) jika kondisi listrik padam, karena dapat menyebabkan kincir air berhenti. Jika kincir berhenti mengakibatkan oksigen yang dibutuhkan oleh udang tidak terpenuhi. Pada akhirnya udang mengalami kematian.

"Memang pembudidaya Vanamei memiliki mesin genset (generator listrik), tetapi bila dihidupkan dalam jangka waktu lebih dari 6 jam, maka dapat berakibat genset mengalami panas yang berlebihan. Sejalan dengan itu, biaya produksi juga akan membengkak sehingga tidak sesuai lagi dengan skala ekonomi budidaya," ucapnya.

Sementara pengusaha Cold Storage di PPS Kutaraja kepada Aliman juga menyampaikan, ikan yang tersimpan di ruang pendingin kini kondisinya tidak lagi beku sesuai standar. Akibatnya ikan-ikan tersebut mengalami penurunan mutu atau kualitas rendah yang menimbulkan kerugian ekonomi.

Halaman:

Editor: Hamdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah