Ancaman Israel Ramadan Berdarah di Rafah

20 Februari 2024, 23:43 WIB

 

 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Foto/IG-@b.netanyahu

PIKIRANACEH.COM | INTERNASIONAL - Pertempuran mematikan terus berkobar di Gaza pada Senin (19/2/2024) setelah Israel memperingatkan bahwa, kecuali Hamas membebaskan semua sandera, mereka akan melanjutkan serangannya selama bulan suci Ramadan, termasuk di wilayah Rafah paling selatan.

Kekhawatiran global meningkat atas nasib 1,4 juta warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke Rafah dekat perbatasan Mesir, mengalami pengeboman dan kekurangan makanan karena mereka tinggal di tempat penampungan dan tenda darurat yang padat.

Serangan dan pertempuran semalam di Gaza menewaskan lebih dari 100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sehingga jumlah korban tewas melampaui 29.000, kata kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, dengan pertempuran terberat di Khan Younis, tepat di utara Rafah.

Anggota kabinet perang Benny Gantz memperingatkan pada Minggu bahwa tentara Israel siap untuk masuk lebih dalam ke Rafah selama Ramadan yang dimulai sekitar 10 Maret.

"Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu: jika pada bulan Ramadhan para sandera tidak berada di rumah, pertempuran akan berlanjut di mana-mana hingga mencakup wilayah Rafah," kata Gantz, dilansir AFP.

"Kami akan melakukannya secara terkoordinasi, memfasilitasi evakuasi warga sipil melalui dialog dengan mitra Amerika dan Mesir dan meminimalkan korban sipil sebanyak mungkin."

Dia menambahkan: "Hamas punya pilihan. Mereka bisa menyerah, melepaskan sandera, dan warga sipil Gaza bisa merayakan hari raya Ramadan."

 

Israel sejauh ini gagal menentukan ke mana warga Palestina dapat melarikan diri setelah lebih dari empat bulan perang dahsyat yang meratakan sebagian besar wilayah Jalur Gaza.

Mesir telah menekankan bahwa mereka tidak ingin warga Gaza mengungsi ke wilayah Sinai, dengan alasan bahwa hal ini akan memfasilitasi upaya untuk mengosongkan Gaza dari penduduk Palestina, sebuah tujuan yang dibantah oleh Israel.

Citra satelit menunjukkan bahwa Mesir telah mulai membangun tembok pembatas yang sejajar dengan perbatasan Gaza, sebagai tindakan pencegahan jika terjadi penerbangan pengungsi massal.

Editor: Mustakim

Tags

Terkini

Terpopuler