Pesan Nuzulul Quran dari Masjid Babul Maghfirah Pada Malam 17 Ramadhan

28 Maret 2024, 08:51 WIB
Dr Tgk H Mutiara Fahmi Lc MA melakukan sesi foto bersama pengurus BKM Babul Maghfirah seusai memberikan ceramah pada Malam memperingati Nuzulul Qur'an di Masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjong Seulamat /Hamdani/Wirzaini/

PIKIRANACEH.COM - Secara nasional angka buta aksara Al-Quran berdasarkan data hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 mencapai 53,57 persen. 

Hal itu dikatakan oleh Akademisi UIN Ar-Raniry Banda, Dr Tgk H Mutiara Fahmi, Lc MA saat menyampaikan ceramah Ramadhan di Masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjong Seulamat, Rabu (27/03/2024) bertepatan dengan 17 Ramadhan 1445 H.

Baca Juga: Anies Disebut Menang Mudah Jika Maju Sebagai Calon Gubernur Aceh dan Sumbar

Padahal Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam di dunia.

Begitupun Laporan Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh tahun 2019, Indeks Melek Al-Quran masyarakat Aceh adalah 65 persen. Ini artinya terdapat 35 persen masyarakat Aceh yang tidak bisa baca aksara Al-Quran atau buta aksara Al-Quran.

Bahkan prosentase kemampuan membaca Alquran masyarakat perbatasan di Provinsi Aceh hanya 38 persen. Berarti sebanyak 62 pergeseran mereka tidak mampu membaca Alquran.

Ada pula penelitian yang dilakukan oleh kalangan akademis, yang menemukan UIN Ar-Raniry termasuk Perguruan Tinggi yang mahasiswa nya tergolong memiliki kemampuan membaca Alquran sangat rendah.

Ini merupakan problem, bukan hanya masalah masyarakat Aceh tetap umat Islam secara keseluruhan.

Gampong Tanjong Seulamat, Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar, memperingati malam Nuzulul Quran menggelar kenduri buka puasa bersama dengan seluruh warga dan masyarakat gampong tetangga di wilayah Kemukiman Tungkob yang diundang.

Buka puasa bersama turut dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat Aceh Besar, baik tokoh agama maupun tokoh pendidikan dari kalangan dayah dan universitas, berlangsung di halaman Masjid Babul Maghfirah.

Dirangkaikan dengan ceramah ramadhan pada malamnya yang dikoordinir oleh BKM Babul Maghfirah dengan tema Nuzulul Quran, dan Dr Tgk H Mutiara Fahmi Lc MA menjadi penceramah sebelum pelaksanaan shalat tarawih berjamaah.

Usai ceramah dan shalat tarawih dilanjutkan dengan kegiatan haflah Al-Qur'an bersama pari Qari berbakat Gampong Tanjong Seulamat.

Haflah Al-Qur'an pada Malam Memperingati Nuzulul Quran di Masjid Babul Maghfirah bersama Qari berbakat Gampong Tanjong Seulamat

Dalam ceramahnya, Mutiara Fahmi mengingatkan bahwa fenomena rendahnya kemampuan membaca Alquran dikalangan umat Islam saat ini merupakan alarm yang harus diwaspadai.

Melalui tema Nuzulul Qur'an dia menceritakan bagaimana Al-Quran tersebut diturunkan kepada Baginda Rasulullah Saw. 

Baca Juga: Israel Tak Gubris Resolusi Gencatan Senjata DK PBB, Genosida Gaza Berlanjut di Rafah

"Al-Quran diturunkan secara bertahap, tahap pertama pertama: Penyampaian dari Allah kepada Lauhul Mahfudz, tahap kedua: dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah, lalu baru oleh malaikat Jibril menyampaikannya kepada Nabi Muhammad SAW pada malam 17 Ramadhan dan terus secara berangsur-angsur," katanya.

Menurut Mutiara Fahmi, diturunkannya Al-Qur'an secara berangsur-angsur tersebut agar mudah dipahami dan diamalkan oleh umat Islam saat itu. Sehingga dikalangan sahabat pada waktu itu setiap ayat Alquran yang diturunkan kepada Rasulullah dipahami dengan baik dan mereka mengamalkannya.

Akademisi UIN Ar-Raniry itu juga menjelaskan, kitab Al-Qur'an berbeda dengan kitab-kitab lainnya seperti Taurat, Zabur dan Injil. Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as adalah ajaran, namun bukan mukjizat. Begitu pula Zabur dan kitab Injil.

Namun Alquran, selain ajaran juga merupakan mukjizat Nabi Muhammad Saw yang Allah kekalkan hingga hari kiamat. Makanya para ulama mengatakan, pada Al-Quran terhimpun keduanya, ajaran sekaligus mukjizat.

Mukjizat yang terkandung dalam Al-Quran bukan hanya mukjizat kebahasaan, hukum-hukum, juga siapa saja yang rajin membaca Alquran, maka kelak ia akan datang memberikan syafaat kepada pembacanya di hari akhirat kelak.

"Oleh karena mari kita tingkatkan lagi kemampuan membaca Alquran dikalangan generasi muda kita dengan pendekatan atau menggunakan metode-metode yang mudah dipahami oleh mereka," pungkasnya.

Editor: Hamdani

Tags

Terkini

Terpopuler