TKN Prabowo-Gibran: Susu dan Makan Siang Gratis Baru Tercapai pada 2029

- 17 Februari 2024, 17:27 WIB
Daftar 55 Tempat Makan Gratis di Surabaya pada momen Pemilu 2024
Daftar 55 Tempat Makan Gratis di Surabaya pada momen Pemilu 2024 /Instagram/humaspolrestabessurabaya

PIKIRAN ACEH – Ketua Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Budisatrio Djiwandono menyebut bahwa program susu dan makan siang gratis baru dapat tercapai secara optimal pada 2029 mendatang.

Pasalnya menurut hitungan, Prabowo dan Gibran baru dapat menyentuh target angka 82,9 juta warga dalam waktu 4 tahun atau 2029 mendatang.

“Dalam hitungan kami, target 82,9 juta penerima manfaat program ini baru bisa tercapai pada 2029,” kata Budisatrio Djiwandono dalam konferensi pers pada 12 Februari 2024 yang lalu.

“Jadi kami punya waktu untuk menyiapkan anggarannya, baik dari efisiensi, peningkatan penerimaan anggaran, atau sumber lainnya,” imbuhnya.

Budi menyebut bahwa Prabowo dan Gibran perlu mengalokasikan anggaran dengan menghitung pos-pos lain dalam beban APBN untuk dapat menjalankan program susu dan makan siang gratis secara maksimal.

Baca Juga: Pilpres 2024 Pemilu Tergila di Dunia

Pasalnya, program tersebut membutuhkan anggaran besar yang harus dihitung dampaknya bagi pos anggaran lain.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan penyiapan anggaran untuk program makan siang gratis dilakukan secara bertahap dengan mementingkan skala prioritas.

Dia juga menegaskan, program susu dan makan siang gratis tidak akan menggantikan program lain yang sudah berjalan seperti BPJS atau KIP.

Budi menegaskan bahwa program susu dan makan siang gratis dapat menjadi salah satu penggerak UMKM dan perputaran ekonomi lokal menuju Indonesia Emas di tahun 2045.

“Perputaran ekonomi rakyat juga langsung meningkat karena rantai pasok program ini berasal dari UMKM-UMKM setempat," ucapnya.

Andalan Kampanye Prabowo-Gibran Program makan siang gratis yang diusung oleh calon presiden Prabowo Subianto terus menjadi sorotan dalam perdebatan publik.

Meskipun dianggap memberikan manfaat yang signifikan, namun dari sisi anggaran, program tersebut dianggap memberatkan.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Mahkamah Konstitusi Dapat Batalkan Hasil Pemilu, Ini Alasannya!

Gagasan Prabowo untuk memberikan makan siang gratis kepada semua pelajar di Indonesia hingga ibu hamil merujuk pada Badan Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UN World Food Programme (WFP).

Menurut studi WFP PBB, setiap dolar yang diinvestasikan dalam program makan siang di sekolah dapat menghasilkan dampak ekonomi sebesar sembilan dolar.

Hitungan TKN Prabowo-Gibran memperkirakan anggaran Makan Siang Gratis di Sekolah akan menghabiskan dana sekitar US$ 30 miliar (Rp 468,9 triliun) dengan mempertimbangkan asumsi Indeks $ 1 per makan seperti UN WFP.

Dana yang diinvestasikan diharapkan akan kembali dalam bentuk dampak ekonomi langsung atau tidak langsung, seperti penghematan keluarga miskin, peningkatan kecerdasan, peningkatan produktivitas, peningkatan kesehatan, dan perbaikan kesetaraan gender.

Program ini juga diharapkan memberikan dampak positif dalam jangka panjang terhadap kesejahteraan petani, nelayan, peternak, dan UMKM.

Baca Juga: Warga Aceh Mulai Ada yang Makan Sagu, Dampak Harga Beras Mahal

Bahan makanan diusahakan dari sumber lokal di dekat sekolah, dengan menu yang disesuaikan dengan produksi pangan unggulan lokal, termasuk susu segar.

Hitungan tim Prabowo menunjukkan bahwa program makan siang gratis di sekolah juga memiliki potensi untuk menciptakan 1,8 juta lapangan kerja.

Namun, anggaran yang diperlukan sekitar 468 triliun rupiah dipertanyakan oleh beberapa pihak, mengingat anggaran tersebut menyentuh 14% dari total anggaran APBN 2024.

Executive Director Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan bahwa program makan siang gratis adalah ide yang baik, namun harus diperhatikan masalah anggaran dan potensi korupsi.

Anggaran yang besar tersebut menimbulkan kekhawatiran akan pemakaian yang efisien serta potensi penyelewengan dana.

"Kalau soal mampu sih mampu-mampu aja. Rp 400 triliun itu besar sekali. Kalau dibagi-bagi aja mungkin lebih. Kalau Bahasa gaulnya, aku bagi mentahnya aja. Itu anggapan yang bisa muncul di masyarakat ," ujar Piter Abdullah. ***

Editor: Yusmadi Yusuf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x